Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Fitrah Based Education [Part 3]: Framework

Gambar
Masa Pralatih usia 0-7 tahun Penekanan pada permainan imajinasi, banyak menstimulasi sensorik dan motorik anak. Hingga usia 7 tahun anak belum memiliki tanggungjawab moral. Peran orang tua cukup sebagai fasilitator yang mengawasi dan mendokumentasikan anaknya bermain bebas dan spontan. Jadi jangan pusing dan terpenjara dengan jadwal kaku hari ini harus main apa, besok main apa. Fitrah keimanan: Membangkitkan kesadaran Allah sebagai Robb dengan keteladanan, kisah inspiratif dan kepahlawanan, membangkitkan imaji positif terhadap Diri, Allah, Ibadah, Agama. Fitrah Belajar: Membangkitkan logika dasar dan nalar melalui bahasa ibu sehingga sempurna ekspresinya, belajar bersama alam, belajar bersama kehidupan, imaji positif tentang alam, kehidupan dan belajar, belajar dari mencoba. Fitrah Bakat: Membangkitkan kesadaran bakat melalui aktifitas dan wawasan, dan mendokumentasikan aktifitas anak. Masa Pra Aqilbaligh I usia 7-10 tahun Penekanan pada belajar tentang sistem

Fitrah Based Education [Part 2]: Belajar Jadi Orang Tua Shalihah

Materi dari Resume Seminar Parenting Mengenal Fitrah Based Education oleh Ust. Harry Santosa – Jangan pernah banding2kan anak. Karena setiap mereka punya keistimewaan masing2. Umar bin khatab hebat tapi tidak pernah dipilih menjadi panglima perang. Karena basic nya Umar tempramental..maka yg menjadi panglima perang adalah Khalid bin Walid yg tenang dan bisa mengambil keputusan dengan tepat di lapangan karena ketenangannya. – anak yg cengeng bisa jadi ia mempunyai potensi perasa. Banyak penulis yg berhasil memfilmkan novelnya karena menyentuh hati audience nya. -anak yg cerewet bisa jadi kedepannya ia adalah public relation, dosen, ulama, MC ,dll. -anak yg keras kepala bisa jadi kedepannya ia adalah pemimpin besar. -kenakalan adalah jeritan hati yg belum ketemu jalan keluarnya atau potensi yg belum tampak buahnya. -ibaratnya pohon yg belum berbuah dikasih pupuk dan air yg banyak. Akhirnya busuk. Yg diperlukan adalah kesabaran dengan pupuk yg tepat. – anak yg su

Fitrah Based Education [Part 1]: 8 Fitrah Manusia

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (QS 30:30) Seorang kawan bertanya dengan sedikit mengernyitkan dahi: "Ken, seserius itu kamu belajar Parenting dan Kerumahtanggaan? Why? Belum juga nikah, entar kalo uda nikah dan punya anak, teori2 itu hangus terbakar." Aku tersenyum simpul, "Dear, aku ga pernah tau siapa jodohku kelak dan bagaimana anak-anakku. Tapi di masa menunggu ini aku wajib mempersiapkan diri dengan ilmu. Kelak aku patuh terhadap suamiku, kelak aku akan dititipi anak, amanah dari Allah. Aku pengen jadi Istri dan Ibu yang baik." Menikah itu ibadah terlama, seumur hidup. Maka mempersiapkannya dengan baik adalah kewajiban. Baru-baru ini aku tertarik dengan konsep Fitrah Based Education yang didawamkan oleh Ustadz Harry Santosa. Indeed, mas

Berkarya Kolaborasi: Sebuah Cita-Cita

"Cita-cita saya 5 tahun ke depan adalah saya ingin berkarya kolaborasi dengan suami, kalau saya menulis dan dia yang tertulis di Lauhul Mahfudz tidak bisa menulis, mungkin dia pintar membuat ilustrasi atau fotografi. Kalau dia tidak bisa semua, dia pasti mendukung dengan ide. Insya Allah." "Sudah ada suami?" , tanya sang motivator itu memecah kehehingan dan keseriusan. "Belum, jawabku berbinar." "Good, perencanaan yang sungguh indah. Kelak suamimu pasti salah satunya, tidak bisa menulis seperti dirimu tak apa, paling tidak dia bisa menggambar, membuat ilustrasi, memotret maupun paling minim memberikan ide. Yakin saja, berkolaborasi dengan pasangan hidup itu asyik." Aku mengaminkan saja, karena aku tak mau berekspektasi lebih soal pasangan hidup. Murni hak prerogatif Allah. Bagiku mempersiapkan diri menjadi seorang Istri dan Ibu jauh lebih penting saat ini. Dari sekian banyak workshop, seminar, kelas maupun kulwap parenting yang aku ik

Aku Rindu Hujan

Aku rindu hujan, karena derai hujan aku sanggup menahan lara paling dalam. Aku terluka lagi, bagaimanapun aku harus tegak berdiri. Sekalipun lunglai dan tak bertenaga aku harus bisa. Bukankah luka itu hanya selintas saja, dan hilang dengan sendirinya? Dibalut dengan cinta Allah yang Maha Dahsyat. Aku rindu hujan, bulir-bulirnya mengelabui air mata. Aku tidak takut menangis karena hujan berteman padaku. Tapi ini September, belum juga hujan. Lalu mataku basah, aku mengusapnya dengan lembut. Ya Robbanaa, ternyata ini ujian, aku tidak juga peka. Aku terlalu bahagia yang ternyata kebahagiaan itu hanya ilusi saja. Aku rindu hujan, dengan gerimisnya memecah langit yang maha luas. Langit juga bisa menangis bukan? Seperti aku yang kini tak bisa menahannya. Aku terluka, tapi aku akan segera sembuh. Aku yakin, seperti tahun demi tahun yang lalu. Selalu September, selalu di bulan ini aku terluka. Aku rindu hujan, karena hujan menyembuhkan luka. Meskipun luka itu menganga, aku basuh d

#StrongFromHome; Belajar Jadi Suami & Istri, Selesai Dengan Diri Sendiri, Siap Berkolaborasi Dengan Pasangan Sejati

Siap menikah adalah siap menerima segala konsekuensi, tanggung jawab, amanah menjadi seorang istri maupun suami, ibu maupun ayah. Karena menikah adalah membangun peradaban, ibadah paling lama yang insya Allah berlabuh ke SurgaNya. Sungguh, ketika mitsaqan galidza terucap, para malaikat mengaminkan dan Allah menyaksikan perjanjian agung antar dua orang manusia yang dengan ikatan suci Allah kehendaki untuk bersatu, membangun mahligai rumah tangga, sakinah mawaddah warahmah wa dakwah. Menjadikan pernikahan sebagai pintu Rahmat Allah, melahirkan generasi yang mencintai dienul Islam, Allah, RasulNya dan kitabullah. Konsep pasangan dan anak-anak adalah konsep terbaik yang mesti direncanakan setelah akad itu terucap. Berhasilnya mendidik anak akan terwujud jika konsep pasangan ( Frame Of Life ) selaras atau satu frekuensi. Mungkin pada saat sebelum menikah masing-masing individu memiliki Frame Of Life yang berbeda, dilahirkan dari keluarga yang berbeda, habit dan paradigma yang be

#StrongFromHome; Belajar Jadi Ayah & Ibu, Kenali Fitrah Anak Bangkitkan Fitrah Diri

Seorang anak lahir dari Rahim Ibunya namun yang menjadikan ia siap menghadapi kehidupan adalah Ayah dan Ibunya. Setiap anak dilahirkan fitrah, mengakui Allah sebagai IllahNya. Penyimpangan yang terjadi pada anak adalah akibat salah polah asuh kedua orang tuanya, tidak kuat dari dalam rumah, tidak dibekali kasih sayang dan cinta dari keluarga. Pernikahan adalah ibadah, dimana manusia ditetapkan Allah untuk melestarikan keturunannya, menjadikan generasi Rabbani yang taat, bertaqwa dan bermanfaat bagi sesama. Bukan hanya Ibu yang bertugas mendidik anak, justru Ayah lah yang bertanggung jawab penuh terhadap pola asuh anak. Kelak di mahkamah hisab akhirat yang ditanya pertama kali mengenai anak bukanlah Ibu melainkan Ayah. Ibarat, seorang ayah adalah pembuat GBHK (Garis Besar Haluan Keluarga), memiliki otoritas membuat kurikulum khusus perkembangan anak. Dari 0-15 tahun. Sedangkan Ibu, ibarat UPT (Unit Pelaksana Teknis) bersama-sama Ayah berkomitmen menjadikan anak kelak menjadi manus

Menikah Itu Ibadah Terlama, Maka Persiapkan Dengan Seksama

Adalah niscaya bagi kita memasuki pernikahan dengan komitmen iman. Dengan asmaNya kita melepas sauh hingga di surga kelak berlabuh -Ustadz Salim A. Fillah- Dalam suatu diskusi kerumah tanggaan, seorang kawan bertanya padaku: "Ken, apa yang kurang darimu sehingga kamu belum juga nikah? Jangan pilah pilih, kelamaan. Uda sama si itu aja atau si ini aja" , Aku tersenyum seraya berkata lembut padanya: "Sayang, my sholihah :) ini perkara jodoh. Terkadang seberapa dekat kita dengan seseorang meskipun prosesnya benar, syar'i dan baik, kalau ternyata Allah berkata tidak maka tidak. Aku tidak memiliki kriteria khusus dan juga tidak pilah pilih. Dan bukankah menikah adalah ibadah terlama? Maka aku sedang mempersiapkannya dengan seksama. Allah ingin aku belajar secara kaffah, Allah ingin aku lebih banyak mempersiapkan diri. Maka di waktu menunggu ini, kusiapkan diri untuk layak dan pantas kelak bersanding dengan lelaki sholih dan melahirkan anak-anak sholih-sholihah yang mem