Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Merekah Cinta, Merenda RidhoNya

"Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah."(QS. Al Baqarah: 165). Siapa yang paling kalian cintai? yang pertama dan utama dalam hati? yang menjadi alasan dari semua alasan, yang menjadi rujukan pertama dalam setiap episode kehidupan? Siapa? Apakah dirimu sendiri? Orangtua? atau keluarga? Atau bahkan pasangan hidup?. Pertanyaan ini tentu tidak mudah dijawab. laksana senyum simpul yang tak tau maknanya, sulit rasanya mengurai setiap perasaan cinta. Ia serupa buih di tengah lautan, tak nampak memang namun ada. Atau seperti cahaya mengkilat keemasan dari sinar matahari terang. Terasa cahaya itu hadir, namun tak tau dari arah mana datangnya. Terkadang manusia menerjemahkan cinta hanya dari satu fragmen saja, berwarna jingga katanya. Padahal, bukankah cinta tak memiliki warna? Ia seperti sepia, lembut tapi mesra. Tidak mungkin bisa diterjemahkan hanya dari satu warna saja. Cinta hadir bukan dari mata atau hanya sekedar tawa. Atau hanya sekedar perte

Menghargai Proses

Terkadang, manusia terlalu fokus pada tujuan sehingga melupakan proses yang justru lebih bermakna. Allah menghargai setiap detik prosesnya bukan? Sekalipun kita dihadapkan pada jalan yang berliku, persimpangan yang membingungkan bahkan kelelahan tiada tara. Proses menuju tujuan itulah yang menempa kita menjadi pribadi yang lebih baik, menuju kehidupan yang lebih bermakna. Tak jarang sebagian dari kita merasa putus asa, tidak yakin bahkan berhenti meneruskan. Ketidaksanggupan memunculkan berbagai ragam cara, strategi atau mungkin mencari jalan ilegal. Itulah manusia. Proses membuat segalanya menjadi runyam. Namun bagi mereka yang menghargai betul makna proses, mereka akan melakukan segala macam kebaikan untuk menuju tujuan. Jalan yang ditempuh pun beragam. Ada yang memilih memutar arah untuk sekedar menikmati perjalanan, menghirup udara segar, bertemu dengan beragam karakter manusia, mencari tempat berteduh, bahkan berhenti dari satu tempat ke tempat lainnya. Ada juga yang

Rinduku Menjelma Menjadi Puisi

Rinduku menjelma menjadi puisi Dalam labirin sunyi aku bertanya Akankah kutemukan cahaya jiwa disana? Yang pendarnya masuk ke ruang kalbu Rinduku menjelma menjadi puisi Seperti hujan yang tak lelah menunggu pelangi Akankah setiap derainya bergemuruh? Seperti suara hatiku yang getar terkurung rindu Rinduku menjelma menjadi puisi Bahkan tawa tak juga menghentikan ku Pada larik bahasa cinta yang kau tabur Seperti doa dan asa yang melangit tinggi Aku rindu Dan rinduku menjelma menjadi puisi Seperti malam yang rela menunggu fajar Meski bulan purnama merona jingga Meski bintang gemerlap di langit luas Aku tetap rindu Aku rindu Dan rinduku menjelma menjadi puisi Meski aku tak tau benar mengapa aku rindu Hanya ridhoMu yang kutunggu Dalam setiap jejak langkahku Dan aku menunggu Seperti jiwa tertawan rindu Dan rinduku menjelma menjadi puisi Kemudian hati berpaut pada cinta Illahi @kenulinnuha Juli, 2017