Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Mengapa Takut Pada Lara?

Tidak mudah memang melupakan seseorang yang sudah terlanjur masuk dalam hati kita terdalam, tidak mudah melupakan segala kenangan yang setiap detiknya tergambar begitu nyata dalam pikiran, tidak mudah mengikhlaskan seseorang yang hampir saja menjadi belahan hidup kita namun takdir berkata tidak, tidak mudah menerima kehilangan dan perpisahan, sangat tidak mudah memang. Aku tidak bisa menahan air mata tatkala bertemu dengan sahabat yang begitu luar biasa kisah cintanya. Mencintai satu orang seumur hidupnya, meski raga tidak lagi bersama. Masya Allah, aku teringat lirik lagu payung teduh berjudul Di Atas Meja... Mengapa takut pada lara Sementara semua rasa bisa kita cipta Akan selalu ada tenang Disela-sela gelisah yang menunggu reda Ternyata manusia itu sangat lembut hatinya, perkara hati saja bisa begitu rahasia, bersemayam begitu lama tanpa terkatakan, terus menerus dicinta. Aku tidak mau se-melankoli itu. Tidak mau saja, karena kuingin hatiku dimiliki oleh Sang Pem

Apakabar Calon Pendampingku? Part VII (End)

Assalammualaikum akhi, aku rindu, selaksa yang tidak mungkin kukecap rekah mekarnya. Karena kutau, merinduimu yang tidak tau siapa dan dimana tidaklah ku mampu. Berat. Lebih baik aku merindukan Illahku, sang pemilik cintaku, Allah Azza Wa Jalla. Kugantungkan segala harapan hanya kepada Allah, karena Allah lah sang pemberi cinta. Engkau tau, jika aku ditanya oleh orang lain dengan pertanyaan yang sama berulang kali selama berhari-hari: "Kapan Nikah?" , aku akan jawab dengan mantap: ”Saya sedang mempersiapkan bekal ketaqwaan untuk bertemu jodoh saya nanti, dan pernikahan bukanlah ajang perlombaan, pernikahan adalah ikatan suci nan sakral, mitsaqon ghaliza, perjanjian agung manusia kepada RabbNya." Dan kau tau, aku benar-benar sedang mempersiapkannya. Bukan hanya ilmu menjadi seorang istri saja, namun seorang ibu, bahkan ilmu kerumahtanggaan dan psikologi keluarga. Aku butuh kamu yang mencintai Allah, yang ketika didekatmu saja, Allah dan surgaNya terasa lebih dekat.

SANG FOTOGRAFER: Sebuah Perjalanan Hijrah Sang Juru Foto

Gambar
Setiap lensa memiliki cerita Ia membidik dengan sempurna Jika focus adalah tujuan Maka buat apa menjadi durja Lensa tersenyum padaku Apa yang hendak kau bidik? Aku sedang berkontemplasi dengan sepia Rasanya sendu namun berpadu Bidiklah hal yang baik! Lensa tak bernyawa namun ia patuh pada sang tuan Dikembalikannya focus seperti semula Lensa menjadikanku semakin gempita Tidakkah aku harus membidik hal yang baik saja? Seperti layaknya sang juru foto yang baik nan bersahaja Bukan ambisi mengais nurani Bukan pula ego diri membungkam sanubari Lensa kemudian menarikku Ini dia kebaikan yang seharusnya kau bidik Setiap jemari yang menengadah pada Illahi Setiap hati yang mengiba pada Sang Maha Tinggi -Untuk Ivan dan Sigit *** Jakarta, 2017: Sigit Prasetya Aku mengenal Ivan dan Wicak sejak satu dekade yang lalu, dia sama sepertiku. Penyuka metalica, rokok dan kopi. Tidak ada malam yang kami lewati tanpa mengobrol di Item Coffee , coffee shop milik Wica

Simpul-Simpul Rabithah

Ukhuwah itu seutuhnya tentang rindu, yang membuat selalu tak sabar untuk bertemu, membuat merasa rugi jika tak berbagi, ini adalah tentang hati yang terikat, tentang do'a-do'a yang saling bertaut, ia adalah tulus yang menjelma, ia terasa rumit tuk diungkap namun nyata dalam kata sederhana, ia dalam tuk diselami karena ia adalah Iman yang berupa Makna... Perpisahan hanya soal waktu, ia terkenang dalam lantunan doa, menguatkan simpul hati bernama rabithah. Kuatkankanlah ikatanNya, kekalkanlah cintaNya. Barangkali ini yang disebut dengan jalan cinta karena Allah, menjadikan dakwah sebagai laku utama. Ada satu makna yang tidak mungkin kita hiraukan, persahabatan yang terjalin karena Allah tak lekang oleh waktu. Ia menggelayut mesra meski jarak dan waktu berbeda. Paling tidak kita tau bahwa Allah Maha Mencintai, setiap hati yang berpadu selalu berhimpun dalam naungan cintaNya. Hidup memang soal pilihan, ada yang memang diminta untuk merantau hingga pelosok negeri, hendak

Jangan Berhenti Jadi Orang Baik [Part 2]

... Dan  berbuat   baiklah .  Sungguh , Allah  menyukai   orang-orang  yang  berbuat   baik  ( QS .  Al   Baqarah : 195). "Kamu   jadi  orang  jangan   terlalu   baik   lah  Ken,  nanti   disalahartikan   kebaikanmu ,  dikira   PHP ,  dikira   punya   perhatian  lain . Jadi orang tu biasa aja, jangan terlalu baik lah, manusia kan ga harus jadi baik terus." Astagfirullah, seketika aku diam mendengar pemaparan seorang teman. Hatiku seperti dipecut dengan keras, ini sindiran yang cukup menghujam. Membuatku merenung dan introspeksi diri. Sungguh, Allah Maha Baik, menutupi segala dosa dan aibku dengan sangat baik. Kalau saja dosa itu serupa noktah hitam, mungkin wajahku penuh dengan noktah hitam itu. Kalau saja dosa itu berbau, mungkin bauku sangat tidak enak. Apakah kebaikan itu berdurasi? Apakah kebaikan itu memilih dan dipilih? Apakah kebaikan itu punya batasan? Apa kebaikan itu perlu kompromi?. Aku berpikir keras. Teringat pesan Bapak dan Ibu, berbuat baiklah kepa

Lebih Kuat Dari Sekedar Berharap

Ada yang lebih kuat dari sekedar harapan yaitu keyakinan. Keyakinan akan tumbuh manakala hati telah tersentuh, kemudian bersikap dan memilih dengan kepastian. Bagaimana denganmu? Sekedar berharap atau sudah yakin? Ada sebuah kisah haru dari seorang sahabat yang baru-baru ini kukenal. Awalnya aku kira ia pendiam, tidak banyak berkata seperti aku. I'm a storyteller , setiap bertemu orang baru ingin rasanya bercerita panjang lebar. Tentang kehidupan, hikmah atau sekedar kisah-kisah masa kecil yang riang. Mungkin karena insting penulis atau memang aku suka bercerita tentang kehidupan, mengambil hikmah dari setiap peristiwa kemudian larut dalam pertaubatan. Ah, hidup tak ubahnya panggung sandiwara. Ada banyak cerita bergulir di sana. Kupanggil ia si pendiam. Gadis yang cukup unik menurutku. Setiap berpapasan dengannya kami hanya melempar senyum, menyapa sebentar kemudian berlalu-lalang. Padahal aku ingin sekali bertanya, apa yang membuatnya diam?. Ingin sekali mengajaknya ter

Karena Yang Mencintai Quran Yang Menyejukkan Hati

Untukmu calon imamku yang aku tidak tahu dimana kamu berada? Suatu saat bila engkau datang Tolong cintai aku karena Allah Bimbing aku, jadilah imam dalam sholatku Izinkan bakti dan taatku menyatu bersama senyum di wajah teduhmu Izinkan cinta dan rinduku terpatri kuat di dalam hati dan pikiranmu *** Suara gerimis di luar sana mengaburkan sejenak memoriku. Entah berapa banyak hal yang telah kulewati dalam hidup. Semuanya menyisakan kenangan yang terlampau sulit untuk dilupakan. Ah, melewati begitu banyak persinggahan hati tidak seharusnya kutangisi, bukankah setiap air mata terlalu berharga hanya untuk sesuatu yang bersifat tidak pasti. Terlebih lagi soal cinta, bisakah ia merona jingga saja seperti senja di sore hari atau mekar mewangi seperti bunga di pekarangan rumah?. Semarang, 2013 “Gerimis sayang, Naik taksi aja, kalau naik bis gamis indah Kakak basah loh!” , seperti biasa Mama mulai khawatir jika musim hujan datang. “Naik bis aja Ma, bisa pakai pay