Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Bermunajat Mesra

Tak ada yang lebih didamba Dari bermunajat mesra dengan Sang Pencipta Melantunkan segenap asa dan setangkup rasa Berpeluk cinta walau tanpa kata Tak ada yang lebih didamba Dari bercanda tawa dengan sesama Bercerita tentang langit atau laut beserta ombaknya Mensyukuri setiap desiran pasir yang berlarian menuju karang Tak ada yang lebih didamba Dari berkata suka pada alam semesta Yang dengan kebijaksanaanNya membawa manusia pada takdir yang Maha Sempurna Tak ada yang lebih didamba Dari kedekatan kening dengan sujudnya Tak perlu dengan retorika Air mata telah menjadi derai indahNya Lalu, Adakah yang lebih didamba? Dari seorang hamba yang mencintai dan dicintai olehNya? Allah Azza Wajalla. Allah, aku begitu mencintaimu @kenulinnuha

Ternyata Rindu

Ternyata rindu... Rindu wajah sang Ibu yang haru Atau senyum sang ayah yang takkan pernah ragu Aku tau, Rindu ini takkan bisa membiru Karena rinduku serupa langit biru Seindah pertemuan kala itu Ternyata rindu... Pada perbincangan mesra malam itu Kepada Allah Sang Maha Rindu Aku tau, Allah begitu mencintaiku Maka hikmah itu berlaku Ternyata rindu... Pada kisah terdahulu Seperti Ayyub yang berpeluk erat dengan RabbNya meski sakit begitu parau Seperti Yusuf yang tabah pada bertubi-tubi cobaan hidup Seperti Hajar yang rela berpeluh demi barakah zam-zam terpancar Ternyata rindu... Pada cinta yang menggetarkan itu Pada cinta yang menguatkan itu Pada cinta yang paling semesta itu Cinta Allah... Dan tanpa cintaNya, aku serupa debu Rindu, @kenulinnuha

Betapa Tertatihnya Diri Tanpa CintaNya

Aku menulis karena cinta, cinta paling semesta. Meski hati dan raga teramat luka, tapi biarlah luka itu berbalut dengan doa, aku takkan pernah membiarkannya menganga. Karena setiap rasa luka itu hanya selintas saja, yang pasti akan segera sembuh. Sembuh dengan ijinNya. Tidak ada manusia beriman yang begitu dicintai Allah tanpa ujian dan beban hidup yang berat. Seperti Nabi Ayyub yang begitu tabah atas cobaan penyakit yang tak kunjung sembuh meskipun semua orang menjauhinya. Ayyub tak pernah merasa parau karena ia tau Allah senantiasa memeluknya erat. Begitu pula Yusuf yang difitnah sedemikian luar biasa hingga ia harus mendekam di penjara, hingga ia sadar bahwa Allah sedang melindunginya dengan perlindungan paling bijaksana. Atau Bunda Hajar yang berlari dari Safa ke Marwah demi Sang Ismail yang menangis dan kelaparan. Tentu Hajar tau tidak mungkin menemukan air dan makanan diantara dua bukit. Namun Hajar terus berlari, terus berlari hingga tujuh kali, kemudian barakah air memanc

Undang Aku Ke Baitullah bersama Ia Yang Tertulis Dalam Lauhul Mahfuzh

Jika datang bulan Ramadhan, lakukanlah umrah. Karena umrah di bulan Ramadhan, senilai haji bersamaku. (HR. Bukhari 1782 dan Muslim 1256). Ya Rabbi, berbincang mesra denganMu setidaknya meredakan segenap perasaan rinduku pada Baitullah. Aku tau, engkau maha mengetahui segala hajat-hajatku. Tentu engkau tau betul aku ingin menyempurnakan separuh agamaku, bersama ia yang namanya telah ada di Lauhul Mahfuzh. Entah kapan pertemuan suci itu Engkau wujudkan, kapan mitsaqon galidza itu terlantunkan, aku ingin menjadi penyempurna ketaatan ia yang engkau ridhoi. Aku sangat ingin mengajukan proposal hidupku kepadaMu di Baitullah, bersama ia yang kucintai. Imam dunia akhiratku. Sungguh sangat ingin Ramadhan tahun ini aku pergi umroh bersamanya. Bagiku, akad saja cukup. Engkau yang menjadi saksi dari setiap perjanjian suci, kemudian kami pergi umroh. Melakukan perjalanan yang menggetarkan hati. Bisakah Ya Rabbi? Bisakah engkau kabulkan? Bisakah setiap tetes air mata keinginan ku yang membu