Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

Solo Traveller

Traveling, it leaves you speechless, then turns you into a storyteller ( Ibnu Battutah ) What do you think about solo traveller? Wonderfully dreams? Or maybe just a dream? Saya rasa semua orang suka jalan-jalan. Just capture your moment or maybe jadi inspirator banyak orang. Kebanyakan baca travel book bikin saya impressive mengenai solo traveller. Mungkinkah seorang muslimah punya impian mengunjungi belahan dunia lain? Alone, cuma bawa impian? Jawabannya: Indeed, mungkin banget. Ga usa jauh-jauh deh, minimal pergi ke tempat-tempat yang sebelumnya belum pernah kita datangi. Menabung, bersiap untuk menjelajahi belahan dunia lain. Satu-satunya alasan adalah karena mencintaiNya. Bisakah sebuah impian menjadi kenyataan tanpa dasar iman? Absolutely Yes, but just illusion. Karena impian yang menjadi kenyataan akan tetap menjadi ilusi tanpa keimanan. Maybe hampir kebanyakan orang memiliki waktu tersendiri dan dana yang khusus untuk mengunjungi tempat-tempat impian mereka, mempers

Fokus Pada CintaNya

Bagaimana jika kalian diminta untuk membangun sebuah bangunan yang kokoh di tengah hutan belantara, tak ada listrik, tak ada komunikasi, tak ada pemukiman. Kalian harus memikirkan agar sebuah bangunan itu tegap berdiri dengan diikuti terbangunnya bangunan kokoh lain, pembangkit listrik, air yang mengalir, serta public station yang dekat? Butuh waktu berapa lama? Butuh perencanaan? Jelas. Butuh kerjasama dengan pihak lain? Absolutely.  Sama halnya dengan berdakwah. Ketika kalian ditempatkan Allah berada di tempat yang asing, sama sekali tidak kondusif, hedonis, berharta melimpah, menganut paham ilmu Dan sains adalah dewa, islamophobia, tidak suka menjadi aktivis Dan segudang tantangan lainnya. Akankah kalian mundur teratur kebelakang? Atau cuek saja, menganggap hal itu wajar sekarang? Padahal kita tau, masing-masing dari kita adalah agent of change . Tidak ada yang lebih indah dari anugerah bisa berdakwah. Barangkali itu cara Allah menempa kalian menjadi pribadi tangguh yang m

Membangun Negeri dengan Puisi

Aku kerani merindukan garis pantai Di setiap pertemuan indah dahulu Yang kuyup air mata merenyai ke dasar jiwa Menyempurnakan hujan ke muara hati Eko Tunas, 14 Juni 2013 Tiba-tiba ada buku kumpulan puisi berjudul Aorta di atas meja saya, Kumpulan puisi Eko Tunas yang baru saja tercetak. Subhanallah, inikah karya Bapak terbaru yang sengaja Bapak beritahukan tanpa kata dengan menaruhnya diatas meja saya?.  Saya seakan flashback moment beberapa tahun yang lalu ketika Bapak bercerita mengenai pergulatan batin beliau tentang negeri ini. Obrolan kami awalnya mengenai sastra, apakah sastra bisa menjadi solusi bagi negeri ini? Apakah sastra bisa menghidupkan kematian `rasa` bernama empati dan kemanusiaan?. Apakah sastra bisa menjadi alat kebenaran bagi situasi politik saat ini? Barangkali penyair seperti Bapak bisa menjawabnya dengan mata berbinar. Ada binar yang tak pernah redup saya tangkap dari kelopak mata sayu Bapak, ketika kami mengobrol serius soal

Kapan, Mba?

Doakan Mba Niken Dek.. Agar Allah jodohkan Mba dengan lelaki sholih yang apabila Mba bersamanya, Allah dan surgaNya terasa begitu dekat. Terima kasih adik-adikku, telah begitu baik mendoakan kakakmu ini untuk segera menyempurnakan agamaNya. Terima kasih sudah banyak mengingatkan dan memperkenalkan dengan banyak calon. Terima kasih tidak pernah lelah memohon kepadaNya agar Mba Niken segera menggenap. Terima kasih atas berjuta-juta semangat dan doa yang tak berhenti dilantunkan. Terima kasih atas banyak genangan air mata yang tulus kau teteskan untuk Mbakmu ini. Mba Niken yakin akan janji Allah dek, kalian tentu tau bagaimana prinsip ini mba pegang teguh. Menikah bukan hanya tentang perasaan Dek, ada lebih besar dari itu. Perasaan cinta pada manusia itu berdurasi, hanya yang mencintaiNya yang tak lekang oleh waktu. Mba berharap bisa menjalani rumah tangga sakinah sebagaimana Bapak dan Ibu jalani. Hidup dalam baiti jannati yang setiap hari penuh dengan doa dan lantunan Qur'a