Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

KITA

Kita barangkali sedang bermimpi, berjalan dalam labirin-labirin yang entah dimana ujungnya. Berputar-putar tak tentu arah. Kita sedang berlari memutar waktu, yang sering terlupakan akibat terlena oleh dunia. Kita tidak sadar betul bahwa dunia hanyalah sendau gurau dan akhirat tempat sebenar-benarnya. Kita sejatinya makhluk kecil dengan seribu problematika yang hanya bisa mengiba tatkala ujian datang. Kita sebenarnya hanya makhluk bernyawa yang Allah cipta untuk menyembah dan patuh kepadaNya. Kita hanyalah manusia dari pencipta Yang Maha Segala, Allah Azza Wa Jalla. Kita tidak lain adalah jiwa-jiwa kesepian yang terundung duka saat nyawa diambil oleh Sang Maha Esa namun bekal menghadapNya tidaklah cukup. Kita yang terlalu berharap pada kilau dunia dan tidak sadar bahwa dunia sejatinya penuh kepalsuan, fana dan permainan. Kita ini tidak lebih dari manusia biasa yang cobaannya tidak jauh dari keimanan dan ketaqwaan. Allah memilih siapa yang paling baik dari kita. Siapa yang

Siapakah Yang Paling Baik Akhlaknya?

“Mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya (H.R. at-Tirmidzi, disahihkan oleh Syeikh Albani) Terkadang secara tidak sadar kita menyakiti hati sesama, berbuat salah dan khilaf yang menggores luka saudara kita. Terkadang pula secara sadar kita melakukan hal yang membuat orang lain antipati terhadap kita. Bahkan kita sering melalaikan hak-hak saudara kita, acuh dan tidak peduli kepada sesama. Terkadang kita ini merasa paling benar, paling suci, paling tinggi dari orang-orang yang kita nasehati padahal akhlak kita jauh dari kebaikan. Sering berprasangka dan abai terhadap keadaan lingkungan sekitar. Cuek, keras kepala, angkuh, merasa paling hebat dan tak tertandingi. Sudah saatnya kita berbenah, saling mengasihi lagi menyayangi. Tidak perlu merasa superior diantara yang lain. Sudah saatnya kita belajar untuk berakhlak baik, berempati terhadap sesama dan peduli dengan lingkungan sekitar. Akhlak yang baik itu menentramkan, mewangi dan berdayaguna. Akhlak yang bai

Benarkah Ujian Hidup itu Berat?

Terkadang, ada hal yang tidak bisa diungkapkan dengan lisan. Ia bersemayam dalam hati begitu lama. Hanya Allah yang tau bagaimana kisah manusia tersembunyi begitu rapat. Manusia hanya melihat dari riuh riang tawa saja, tidak tau bagaimana kesedihan dibalik segalanya. Manusia hanya mengetahui dan menginginkan bahagia saja, tidak mau tau seberapa nganga luka itu ada. Terkadang pula manusia merasa ia paling merana sedunia dan hanya menginginkan rasa manis saja. Dunia bukanlah surga yang berisi kemewahan dan kebahagiaan. Tentu ada dinamika disana. Kembali teringat di masa lalu, bahwa Allah tidak pernah salah menentukan jalan hidup manusia. Bisa saja lurus tak berhalang atau berkelok penuh rintangan. Masing-masing dari kita memiliki mozaiknya masing-masing. Dan setiap cerita kehidupan menemukan akhirnya sendiri. Ada yang happy ending , sad ending bahkan menggantung atau sering disebut twist ending . Hidup memang tidak lain adalah sendau gurau dan permainan. Dan kehidupan dunia

Tarian Kata

Engkau tau mengapa aku tidak begitu mementingkan perkara dunia? Karena aku tau dunia itu melalaikan, ia bisa hilang tak berbekas tidak bisa terpatri dalam jiwa. Engkau tau bahwa akhlak mulia menentukan segalanya? Karena akhlak adalah atap dan dinding yang menyempurnakan pondasi kuat keimanan. Engkau tau bahwa mencintai Allah adalah cara terbaik untuk menghadapi dunia? Karena cintaNya menguatkan hati, menumbuhkan semangat beramal dan berdayaguna bagi sesama. Engkau tau mengapa materi tidaklah bisa menggantikan takwa? Karena harta bukanlah faktor asasi kebahagiaan apalagi sekedar materi fana belaka. Ketakwaan adalah kemegahan tak terhingga. Engkau tau bahwa kebaikan itu menggetarkan jiwa? Meskipun itu sederhana? Karena kebaikan pengokoh nurani, penggenggam asa dan pembangkit semangat. Engkau tau mengapa aku begitu yakin pada takdir dan pertolonganNya? Karena Allah berjanji. Senantiasa menjadi penguat diri, tak pernah menyakiti bahkan melukai. Maka ketika tarian

Allah, Aku MencintaiMu

Allah, aku mencintaiMu. Tidak akan pernah bisa sebesar Engkau mencintaiku. Aku tidak pernah tau bagaimana rasanya dicintai setulus Engkau Mencintaiku. Meskipun jiwaku rapuh tak berdaya, meskipun hatiku sering terluka hanya karena dunia. Maafkan aku Ya Rabb, manusia yang senantiasa tertawan dosanya, manusia yang fakir ilmunya, yang terkadang acuh pada nikmatMu dan sering meronta tidak terima dengan takdirMu. Aku mencintaiMu Ya Allah, sungguh tidak ada yang bisa kupercaya untuk menyerahkan segala hidup matiku selain Engkau. Engkau yang tiada pernah menyakitiku, Engkau yang senantiasa menguatkan hatiku. Meskipun aku kadangkala terperdaya dengan fananya materi dunia. Engkaulah yang selalu mencintaiku dengan sebenar-benarnya cinta. Allah, atur hidupku. Tolonglah aku ketika tidak ada satupun yang bisa menolong. Cukuplah Engkau sebagai satu-satunya penolong. Allah, muliakan akhlakku, jangan biarkan lisanku menggores hati sesama, jangan biarkan sikapku menyakiti dan melukai umatMu.