Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

Aku Berpuisi

Dalam nadi aku berpuisi Alangkah bahagianya para pujangga Berselimut lara saja ia bahagia Tak ubahnya seperti laron kecil menemukan cahaya Dalam getir aku berpuisi Alangkah bahagianya para penyair Bergemuruh duka saja ia tertawa Tak ubahnya seperti karang yang berderma dengan ombak Dalam bahagia pun aku berpuisi Seperti denting piano yang kudengar pagi itu Bahkan resonansinya sampai ke dasar hati Seperti puisi hari ini Berbicara tanpa harus merubah makna Bermakna tanpa harus merubah kata Selamat Hari Puisi, 21 Maret 2017 +Ken Ulinnuha  

Kita Tidak Bisa Memilih, Tapi Bisa Memutuskan

Kita tidak bisa memilih untuk dilahirkan dari keluarga yang seperti apa. Apakah dari keluarga dengan Islam yang sangat kuat sehingga membentuk anak-anak menjadi Akhlakul Karimah, rajin beribadah, pintar mengaji, aktif di masjid atau dari keluarga yang biasa-biasa saja. Bahkan tidak pernah melaksanakan sholat berjamaah di rumah, orang tua tidak bisa mengaji, dari kecil penuh penderitaan. Kita tidak bisa memilih. Kita tidak bisa memilih untuk dilahirkan dari keluarga yang bagaimana. Apakah penuh cinta dan kasih sayang sedari kecil, semuanya serba ada, berkecukupan atau justru dilahirkan dari keluarga yang amat sangat miskin, orang tua bekerja serabutan, kekerasan rumah tangga sudah menjadi biasa bahkan cinta dan kasih sayang orang tua tidak pernah dirasakan. Kita memang tidak bisa memilih untuk dilahirkan dari keluarga seperti apa, bagaimana atau yang mana. Namun kita bisa memutuskan, kelak kita ingin menjadi orang tua yang bagaimana, keluarga yang seperti apa dan anak-anak yang akan t