Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Apakabar Calon Pendampingku? Part IV

Assalammualaikum, apakabar calon pendampingku? Calon imam dunia akhiratku? Sedang apa engkau wahai akhi? Sungguh, kesabaran adalah hal yang baik. Ketika diluar sana manusia sibuk memperkarakan cinta, engkau tetap tunduk pada aturanNya. Tenang saja, kita mungkin dua insan yang tidak pernah tau kelak akan dipertemukan, namun suatu saat nanti Allah akan menakdirkan kita bertemu. Dalam bingkai keindahan cinta islami, bersama-sama mencintai Allah. Apakabar calon pendampingku? Apakah hatimu masih cinta pada dakwah ini? Tak henti menebar kalimat-kalimat Illahi. Apakah jiwamu masih menggetarkan nurani? Ketika kau bangun di sepertiga malamnya mengiba pada Sang Maha Mengasihi? Apakah langkahmu mantap menghadapi hidup yang semakin fana ini? Tetap pada prinsipmu yang kuat itu?. Apakabar calon imam dunia akhiratku? Sedang apa engkau saat ini? Kita tidak pernah saling mengetahui dan saling mengenal bukan? Tapi yakinlah kita saling mendoakan, kita saling memantaskan diri. Engkau tau, aku be

Jangan Kecanduan Agama?

Belakangan ini, kata radikal sering sekali terdengar. Kebanyakan orang yang tidak paham benar arti radikal, it means radikalisme seolah-olah menyatakan bahwa radikalisme berkaitan erat dengan suatu agama. You know what , secara historis radikalisme itu apa? Radikalisme adalah sebuah kelompok atau gerakan politik yang kendur dengan tujuan mencapai kemerdekaan atau pembaruan electoral yang mencakup mereka yang berusaha mencapai republikanisme, penghapusan gelar, redistribusi hak milik dan kebebasan pers, dan dihubungkan dengan perkembangan liberalisme. Sesungguhnya radikalisme sangat erat kaitannya dengan liberalisme, kebebasan mutlak tanpa batasan. Padahal, kita tau agama bukanlah kebebasan. Agama adalah keyakinan yang tumbuh dalam nurani, mengakar kuat dalam jiwa dan sumber ketenangan batin. Tidak ada satupun agama mengajarkan kekerasan, saling menjatuhkan apalagi adu domba. Tidak ada. Agama always peaceful . Dan tidak ada istilah agama candu, kecanduan agama dan sebagainya. Agam

Jika Cinta Sebab KarenaNya

jika cinta sebab karenaNya maka cinta itu abadi dalam jiwa seperti ibu yang rela mengandung payah mencintai anaknya segenap raga dengan cinta nomor satu di dunia jika cinta sebab karenaNya maka nasehat ini baik pengharapannya seperti ayah yang rela berpeluh mengakar kuat ototnya demi perinduk nasi tetap penuh jika cinta sebab karenaNya maka nasehat ini besar kekuatannya seperti kakak yang rela mengalah menjadi teladan terbaik adik tercintanya jika cinta sebab karenaNya maka jiwa ini tunduk pada AturanNya seperti seorang mujahid yang rela berjuang karena syuhada adalah miliknya maka, jika cinta sebab karenaNya bersabarlah wahai hati meskipun air mata telah tumpah meski hati tersayat lidah jika, cinta sebab karenaNya surga akan menjadi perindunya @kenulinnuha

Kita Manusia Indonesia Berketuhanan Yang Maha Esa

Kita, manusia Indonesia yang berpegang teguh pada Pancasila. Walaupun banyak diantara mereka yang tidak paham benar arti KeTuhanan Yang Maha Esa. Bahwa agama tentu menjadi rujukan pertama dan utama dalam setiap napas kehidupan. Bukan menjadi kedua, ketiga dan kesekian. Agama tentu menjadi pondasi pertama. Dalam hal apapun. Termasuk kaitannya dengan ekonomi, sosial, hukum bahkan politik sekalipun. Tapi sayang, kita yang katanya manusia Indonesia berkeTuhanan Yang Maha Esa ini kalah dan rapuh dengan semua hal yang terlihat dengan kasat mata. Kita hidup di zaman serba tidak pasti, orang yang justru Pancasilais, patuh pada agama, menjalankan prinsip hidup sesuai tuntunan Rasullulah, dianggap skeptis, radikal, rasis dan anti kebhinekaan. Padahal, bukankah segala hal yang kita lakukan dalam hidup sudah seharusnya bersandar pada Sang Maha Esa? Biarpun di luar sana mengatakan: Yang penting kan prestasi, Yang penting kan infrastruktur bagus, yang penting kan kaya, yang penting kan sejahte

Ibu Bangga Padamu, Nak

Alhamdullilah, entah berapa banyak kisah keluarga kami yang bisa ku utarakan bahkan ku tulis dengan indah. Ada banyak duka terselip di sana, dan tentu ku sembunyikan rapat-rapat. Aku lebih bahagia menceritakan bagian manisnya, bukan untuk terlihat jumawa di hadapan khalayak. Ini adalah bentuk rasa syukurku memiliki orang tua dan adik-adik hebat seperti keluargaku. Dan seperti biasa, hidup itu saling menginspirasi bukan?. Teringat cerita sahabat masa kecilku, Diana. Sungguh, dia adalah wanita paling tangguh sedunia yang pernah kutemui. Kisah hidupnya membuatku belajar banyak mengenai arti sebuah keluarga. Membangunnya dengan bahagia tidaklah mudah. Sungguh, mungkin aku tidak akan bisa sekuat dia. Yang berhasil menyelesaikan studi masternya di Amerika dengan beragam cobaan hidup. Dia salah satu sahabat favoritku, tak pernah bosan aku mendengar ceritanya. Dia sangat menginspirasiku. Sungguh, aku ingin sekali membuat novel khusus mengenai kisah hidupnya. Semoga. Hari ini Ibu meng