Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

Keluargaku, Hikmah Hidupku

Setiap dari kita akan diuji pada titik terlemah kita, dan Allah Maha Baik memberikan ujian beserta hikmahNya . Entah, pelajaran hidup apa lagi yang hendak Allah berikan padaku, bahwa The Foundation Of Everything is a Good Family .   Hari ini aku bertemu dengan seseorang yang berhasil memberikan hikmah luar biasa dalam hidup. Soal mencintai keluarga khususnya .  Indeed, setiap manusia tentu ingin dilahirkan dari keluarga yang penuh kasih sayang. Ayah Ibu yang sempurna, saudara kandung yang bahagia. Saling mencintai, saling mendukung satu sama lain. Tidak canggung tertawa bersama, berpelukan mesra atau sekedar mengobrol sederhana. Namun, Allah tentu tau cara mencintai hambaNya. Tidak semua anak-anak yang dilahirkan dari keluarga harmonis akan tumbuh menjadi anak yang pasti sukses pun sebaliknya, tidak semua anak-anak brokenhome pasti gagal meraih cita. Bagiku, orang yang paling luar biasa adalah mereka yang bersyukur atas keadaan apapun yang menimpa keluarganya namun tetap be

Derai-Derai Hujan

Aku suka hujan. Aku bebas mengutarakan rindu kepada Rabb Semesta Alam, aku lantunkan setiap harapan dan doa pelipur lara kepada Allah Sang Maha Segalanya. Aku tau setiap bulir yang menetes dari langit adalah Rahmat dan karuniaNya, derai hujan di luar sana mengingatkanku betapa Allah sungguh maha baik, Allah tumbuhkan segala jenis tanaman dan dengannya manusia meniti kehidupan. Aku suka rintik hujan. Aku bebas menari dalam derai-derai hujan, mengiba pada Illahi dalam derasnya air mata pertaubatan. Ah, hujan memang baik. Bahkan air mata pun bisa disembunyikan. Semakin deras semakin keras hati ini berkata. Aku ingin lega. Aku suka gerimis. Aku bebas menengadah ke langit, membiarkan hujan jatuh ke pipi, membasahi wajahku dengan mimpi. Membasahi jemariku dengan segala keinginan diri. Ah, sungguh mesra. Semesra angin yang bergelayut manja pada daun-daun kering. Membiarkannya jatuh begitu saja. Mengikhlaskan segalanya. Aku suka bau hujan, bau hujan menyentuh tanah yang gersang.

Barakallah Fii Umrik Mutia

Barakallah fii umrik my dearest Mutia Desi Prihandini, sahabat terbaik yang selalu mempercayai setiap mimpi-mimpi ku ketika semua orang meragukan mimpiku. Terima kasih telah begitu sempurna menjadi kawan sekaligus tempatku bercerita panjang lebar mengenai cinta dan cita. Bertambahnya umur terkadang membuat kita lupa hakikat diri, bahwa setiap manusia sejatinya sedang menyulam kain kafannya sendiri. Dan dunia hanyalah satu tetes dari celupan air sebentang samudera. Kita kadang lalai dengan tugas sesungguhnya kita di muka bumi, menjadi UmmatNya yang taat, menjadi khalifah yang tak pernah ragu ber amar ma'ruf nahi mungkar. Bertambahnya umur pula membuat kita semakin khawatir dengan takdir di masa depan, padahal kita tau Allah telah menjamin. Ah, manusia sepatutnya melakukan khilaf dan salah. Rasanya, semakin banyak doa yang ingin sekali dilantunkan kepada Sang Maha Esa ya say?. Ada satu ungkapan Ibnul Qoyyim Al Jauziyah favoriteku say, "Bila engkau ingin berdo'a, seme

Apakabar Calon Pendampingku? Part VI

“Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.” ― Salim Akhukum Fillah , Jalan Cinta Para Pejuang Assalammualaikum, calon imam dunia akhiratku? Apakabar akhi? Masihkah engkau bersabar atas segala ikhtiar yang sedang kau perjuangkan? Atau engkau sedang terdiam dan ragu pada pilihan-pilihan hidupmu saat ini? Jangan pernah ragu, pilihlah yang mendekatkanmu pada ketaqwaan, pilihlah yang membuat tenang hatimu, pilihlah yang baik untk dunia akhiratmu. Sungguh aku sedang menari dengan waktu, bersendau gurau dengan setiap detik yang berlalu. Aku bahagia karena aku sangat yakin, sedikit lagi aku akan bertemu denganmu, engkau yang sholih dan lembut hatinya, engkau yang akan menggandeng tanganku menuju surgaNya.  Wahai calon pendamping hidupku, aku sangat mencintai Allah, setiap detik dan helaan napas, aku sangat mencintaiNya, kuharap engkau pun begitu. MencintaiNya tak pernah merasa sakit bukan? MencintaiNya sun

Belajar Dari Si "Brokenhome" [2]

"Kisah keluargamu sungguh mengharukan...bahkan dengan mendengarmu bercerita saja, hatiku meleleh. Entah, bagaimanapun kisah pilu yang engkau hadapi di masa lalu atau kesakitan yang kau dapatkan di masa lalu, semuanya membuatku takjub. Mungkin hatiku tak akan pernah setegar itu, dan kau.... Engkau berhasil membuatku diam. Diam dalam tarian penaku." Engkau pernah berkata bahwa "Aku takut, aku tidak mampu, ini terlalu beresiko". Saat itu engkau tau, aku terdiam seribu bahasa, bulir-bulir air mata menetes tak terbendung dan aku tertatih melangkah. Bukan karena sedih yang meradang, namun rasa kesal karena engkau tidak juga berubah. Apa yang membuatmu begitu menderita? Semua pertanyaan itu membisu di kepalaku.  Baru saja kemarin aku mengetahui secara penuh apa yang terjadi, kekerasan fisik, pertengkaran yang tak berujung, cibiran lingkungan sekitar, bahkan keluarga yang tak pernah mendukung. Rasanya hati ini seperti ditusuk ribuan sembilu, aku seperti mera

Generasi Muda Jaman Now Itu...

"Jadilah generasi muda yang memiliki prinsip Islam yang sebenarnya" Ini satu kalimat, namun dalam maknanya. Menjadi generasi muda jaman sekarang yang notebene-nya semuanya mudah dengan berbagai fasilitas. Teknologi serba canggih, makanan ber-anekaragam, platform kreativitas pun banyak pilihan. Tidak mudah memang menjadi generasi muda yang cinta terhadap dien islam namun berkarya nyata bagi peradaban. Sekarang ini anak muda dihadapkan pada pilihan, menikmati masa muda dengan kesia-siaan, menghabiskan banyak waktu untuk keduniawian atau mendekatkan diri pada kebaikan, aktif dalam pengajian, menghabiskan waktu di ranah sosial dan berjuang untuk masa depan gemilang. Tidak banyak memang yang memilih pilihan kedua, memutuskan untuk berhijrah, lebih dekat dengan Allah dan melaksanakan Sunnah Rasullulah. Awal mula saya berhijab lebar, mungkin bagi kebanyakan orang terkesan kaku, ekstrim, eksklusif, gak jamani, kayak ibu-ibu, namun saya yakin betul bahwa hijab bukan sekeda