Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2015

Love You, Ibu Sayang :)

Ibu, aku mencintaimu.. seperti cinta matahari kepada buminya takkan pernah lelah bercahaya Ibu, aku mencintaimu.. seperti cinta laut kepada airnya takkan pernah mampu kering selamanya Ibu, aku mencintaimu.. tapi mungkin tak akan pernah mampu sebesar cintamu.. Ibu, menurut Niken hari Ibu itu tidak hanya 22 Desember. Setiap hari seharusnya menjadi hari terbaik bagi seorang anak dengan Ibunya. Bersyukur rasanya Niken masih tinggal dengan Ibu, setiap hari bertemu, saling ngobrol bahkan semua yang Niken rasakan tumpah ruah di hadapan Ibu. Ibu selalu tau apa yang sedang Niken rasakan. Kalo Niken lagi sedih Ibu selalu tau, padahal Niken uda ngumpetin perasaan sedih itu. Begitu sebaliknya kalo Niken seneng, Ibu juga pasti yang pertama tau. Kalo Niken sakit Ibu selalu tegas tapi sebenarnya kawatir. "Kamu harus kuat, Nak.. Jangan nangis!". Pantas saja Bapak mencintai Ibu amat sangat, sampai di usia senja pun Bapak begitu mencintai Ibu. Padahal siapa coba yan

Historian Fever

Siapa ya yang bisa kuajak diskusi soal sejarah islam? Dek Bre benar-benar sibuk jadi abdi negara. Hingga bbm maupun whatsapp saya tak dibacanya. Padahal sudah jelas, kakak pertama yang paling dicintainya ini sangat membutuhkannya untuk sebuah diskusi panjang mengenai sejarah peradaban islam. Arrrrrgggggfhhhhhhhh, saya sudah benar-benar menunggu masa-masa berdiskusi asyik dengannya. Harapan itu kandas sudah. Coba Niken email Prof. Ahmad Mansur Suryanegara, maybe beliau bisa diajak sebagai teman diskusi. Itupun kalau Niken punya nyali untuk mendiskusikan sejarah yang menjadi makanannya sehari-hari. Sudah pasti kalah telak tak berkutik. Tapi coba saja, barangkali setidaknya bisa mengobati dahagamu soal sejarah peradaban islam. Hmm.. tentu saja itu hanya ilusi. Tidak mungkin seorang pendobrak sejarah mau meladani akhwat seperti saya, yang baru-baru ini, ya setidaknya dua tahun belakangan ini cinta banget sama sejarah. Dek Bre memang luar biasa. Dia berhasil membuat saya penas

Sebuah Keputusan

Ketika memilih untuk tetap berjuang di sini dan menunda sejenak impian yang telah lama diperjuangkan maka pilihan itu adalah pilihan terbaik. Terkadang Allah memilihkan pilihan yang bukan menjadi harapan kita tapi yang paling baik untuk kita dan banyak orang. Maka hal terindah untuk menerima segala pilihan Allah adalah melakukan yang terbaik semaksimal mungkin. Hari itu aku menerima sebuah keputusan yang merubah segalanya. Stay disini, di tempat aku berkarya dan bekerja, demi sebuah cita-cita: Mensejahterakan umat. Mungkin benar, meninggalkan sebuah pekerjaan yang teramat sangat kau cintai itu tidak mudah apalagi untuk sebuah cita-cita besar yang sedang kau perjuangkan. Rasanya pilihan yang sulit. Namun dalam jawaban istikharah Allah berikan, bahwa pilihan ini adalah pilihan yang paling baik. Bagaimana dengan cita-citamu? Bukankah itu yang sudah lama kau perjuangkan dan bukankah ada kesempatan? Kenapa kau lepaskan begitu saja? Sudah yakin? Ini yang kau impikan bukan? Dakwah tul

Menikmati Rasa Dengan Puisi

Assalammualaykum ikhwah fillah, Alhamdullilah Happy Saturday .. Romantis ya menikmati gerimis di pagi hari bersama segala doa yang dilantunkan? Begitu juga dengan pagi saya bersama keluarga, begitu romantis. Ditemani secangkir teh dan mendoan hangat buatan ibu. Seakan kebahagiaan itu tak lekang oleh waktu, ia masuk ke dalam rasa bernama Cinta :). Pagi ini Bapak tiba-tiba mengajak kami berdiskusi tentang puisi, masuk ke dalam frase-frase imajinasi. Bapak memang pintar membuat kami anak-anaknya takjub terhadap sastra dan seni. Benar-benar masuk ke dalam darah dan menancap dalam hati. "Puisi itu cinta, ia tidak sekedar ekspresi tapi impresi. Impresi itu inner, Ken. Keluarnya dari hati. Contohnya aja Niken, Niken itu dalam diamnya ketika sedang membaca atau menulis lebih impresif, seperti magnet. Puisi seperti itu, ditulis dengan impresi, melalui hati. Kita tidak mungkin menerjemahkan bahasa puisi ke dalam sekedar logika atau kata-kata. Puisi lebih dari itu, seperti Niken k

Berkarya Bersama

Kenapa Niken suka baca karya Hanum Rais dan Rangga Almahendra? Pertanyaan itu disampaikan sahabat saya ketika kami mengobrol bersama mengenai siapa yang begitu menginspirasi dalam menulis. Salah satu dari sekian nama yang menginspirasi adalah Mba Hanum dan suaminya Mas Rangga Almahendra. Mereka tidak hanya penulis yang baik namun pribadi yang mengagumkan. Sejak buku 99 Cahaya di Langit Eropa rilis saya begitu takjub dengan keindahan dan sejarah Islam di benua Eropa. Menapakinya langkah demi langkah hanya dari sebuah buku. It's so amazing kan? Islam begitu indah disampaikan dan sejak saat itu saya bercita-cita untuk kelak bisa menapaki jejak Islam di benua Eropa bersama orang yang saya cintai karena Allah, berjuang bersama meraih cintaNya dan cita-cita menjadi agen muslim yang baik. Mas Rangga Almahendra mencuri mimpi-mimpi saya untuk bisa meneruskan kuliah di luar negeri, study abroad. Dan juga cita-cita terbesar saya yang masih saya perjuangkan dengan segenap jiwa, t

Would The World Be Better Without Islam? Absolutely No!

Would the world be better without Islam? Absolutely no...  Subhanallah, itulah satu kata yang menggambarkan betapa luar biasanya Hanum Salsabiela Rais dan her husband , Rangga Almahendra mengemas sebuah isu islamophobia sekaligus terorisme dalam bingkai cerita bergenre novel. Well, actually Novel favorite yang sudah sejak setahun lalu kubaca ini high expetation banget. Dari dokumen bernama The Sung Document, it's called Mu Lan Pi , Overture yang mengharu biru, Ground Zero yang dibangun untuk mengenang para korban 9/11 WTC, patung di dinding Supreme Court , ter'belah'nya Hanum dan Rangga hingga get lost , kisah Azima Hussein yang berganti nama menjadi Julia Collins, Ibrahim Hussein dan yang paling impressive si Phylanthropist Philipus Brown. Alhamdullilah wasyukurilah, Allah Maha Besar. Entah kenapa sejak buku Bulan Terbelah di Langit Amerika ini rilis dan sungguh di luar dugaan bahwa ada penulis islami di Indonesia yang berani mengangkat isu islamophobia d

Barakallah Fii Umrik Mutia :)

Barakallah Fii Umrik Mutia Shalihah.. Semoga Allah berikan yang terbaik untukmu dunia akhirat, kelapangan rezeki dan dimudahkan urusan pribadi, keluarga maupun karir. Semakin shalihah, dicintai Allah dan RasulNya ;). Namanya Mutia Desi Prihandini, dia rekan kerja sekaligus sahabat baik. Kami pertama kali bersapa saat hari pertama saya masuk kerja. "Mba di keuangan ya? Nanti berpartner denganku ya." itulah kalimat pertama yang ia ucapkan di awal pertemuan. She is nice person, selalu memberikan banyak sekali hikmah kehidupan dengan cerita-ceritanya yang nengagumkan. Partner in Crime, julukan saya untuknya. Mutia hobi sekali nonton film, Korea or Japan movie. Dia selalu punya stock movie terbaru sebagai teman setianya di kala penat. Well no problem, walau saya ga mudeng setiap Mutia cerita soal film yang baru saja ia lihat. Kita sangat bertolak belakang namun saling mendukung dan menyemangati. Entah kenapa setiap Mutia bercerita soal mimpi-mimpinya, ia selalu punya

Ayo Kita Semangat

Ayo kita hadapi hari ini Dengan senyum ceria di wajahmu Jangan engkau takutkan apa yang kan terjadi Ayo selalu semangat Jangan pernah engkau bersedih hati Jika kegagalan engkau alami Hadapi itu semua dengan hati yang ikhlas Kamu pasti berhasil Ayo kita semangat untuk menggapai impian Jangan kamu berputus asa Dengan bekerja keras kita pasti kan berjaya Ayo luapkan semangatmu Bersemangatlah dalam belajar Cita-citamu pasti berhasil Bersemangatlah dalam berkarya Engkau pasti akan berjaya -Mahiba Nasyid- Semangat, satu kata penuh kejutan. Maybe yang sedang pusing karena deadline menumpuk atau target yang belum terpenuhi akan menganggap bahwa semangat bukan jawaban dan kebutuhan mereka saat ini. Namun alangkah bahagia nya jika Kata semangat dilontarkan dari orang-orang terkasih. Penyemangat kita tentunya adalah orang-orang yang dekat dengan kita. Semangat Bapak misalnya, "Ken ayo semangat belajar TOEFL! S2 kan? Semangat!". Atau dar

Indikator Cinta

Gambar
Jika rajin tahajjud lalu masalah terurai, kemampuan tahajjud itu lebih perlu disyukuri. Mesra dengan Allah adalah nikmat tak ternilai -Salim A. Fillah- Seseorang pernah bertanya pada saya: "Apa indikator seorang hamba sedang amat dicintai dan mencintai Allah?". Pertanyaan yang sulit dijawab bukan? Tentu setiap hambaNya memiliki indikator yang berbeda. Ada yang mengatakan ketika ujian dan cobaan datang, ada juga yang mengatakan ketika sedang larut dalam bermunajah kepadaNya, menghabiskan air mata pertaubatan untuk mendapat maghfirahNya. Tidak ada kata dan romantisme terindah ketika mencintai Allah sebagai kesempurnaan jiwa. Tidak ada pula yang lebih membahagiakan ketika dicintai Allah dengan teramat sangat. MenghadirkanNya dalam setiap desah napas kehidupan, menjumpaiNya dalam setiap sujud ketika sajadah tergelar. "Bagaimana denganmu Ken? Apa indikatormu?", pertanyaan ini terus mengusik qalbu. Mungkin karena hati sedang tidak baik dan mungkin terbersit no

Melangitkan Doa Mengetuk Sang Maha Esa

Gambar
Doaku semoga Aku tak terlambat Memberi yang terbaik dari hidupku Semoga Engkau terima semua ibadahku Masukkanlah diriku untuk kekal di Surga-Mu -Ali Sastra- Jika doa bisa mengubah takdir, maka lebih baik berdoa dalam kesunyian, memekat lara yang sudah terlanjur menancap. Jika doa bisa merubah keadaan, maka lebih baik berdoa dengan santun, melantunkan segala perasaan yang sudah berdebur menjadi satu. Jika doa bisa meruntuhkan kemungkaran, maka lebih baik berdoa dalam heningnya malam, bermunajat pada Rabb yang Maha Segala. Jika doa bisa melembutkan hati yang keras, maka lebih baik berdoa dalam setiap kesempatan, memperbaiki hati yang kelak hanya tertuju padaNya. Jika doa bisa menambah kecintaan, maka lebih baik berdoa dalam lapis-lapis air mata pertaubatan, agar yang utama dalam setiap hati manusia adalah Allah Azza wa jalla.

Apa yang membuatmu sedih?

Apa hal yang paling membuatmu sedih? Pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab bukan? Kalau ga dijawab nanti dibilang baper, kalau dijawab dibilang sok dan munafik. Astagfirullah.. setiap orang memang punya pandangan sendiri atas apa yang dilihatnya, apa yang didengarnya dan apa yang diyakininya. Kita sebagai manusia hanya bisa memahami dan berusaha untuk tetap pada cintaNya saja, agar segala perasaan yang dirasa hanya kepada Allah saja. Apa yang membuatmu sedih? Ketika segala amal yang kau perjuangkan sia-sia di mata Allah. Ketika segala amal yang dilakukan ternyata penuh riak-riak bernama riya'. Ketika segala kebaikan yang dilakukan ternyata tidak bernilai apapun di hadapan Allah. Ketika kemunafikan sudah mendarah daging dalam hatimu, akalmu dan jasadmu. Ketika segala ibadahmu hanya untuk pujian bukan ridhoNya. Ketika dakwahmu hanya agar dianggap sholih/sholihah bukan untukNya. Apa yang membuatmu sedih? Ketika hatimu keras, tak bisa menerima nasehat baik dari s

Bahagia Itu..

Gambar
Mba Niken, buku apa yg lg dibaca skrg? Rudy, by Gina S. Noer.. So touchfull dek!. How about you Bro? History of course Mba, tebak apa?. Apa yaa? *** Adik saya paling cerdas dan paling asyik diajak diskusi pulang ke Semarang. Walau cuma 3 hari untuk sebuah dinas kerja dalam rangka pengawas pemilu daerah, saya sebagai kakak satu-satunya yang paling dia sayangi ini cukup bahagia. Well, pertama karena bisa melihatnya tambah makmur dan bahagia, kedua karena akhirnya saya bisa berdiskusi dengannya. Sure, all about books, politics, history and future. Bahagia itu sederhana bukan? Sesederhana kebahagiaan seorang kakak bertemu dan berdiskusi dengan adiknya. Saya mungkin belum menemukan teman atau sahabat yang well paling tidak kecerdasannya hampir seperti Dek Bre. Siapa coba yang tidak bahagia punya adik laki-laki yang hobi sekali baca buku sejarah, biografi tokoh, sampai pengamat politik dan media? The only one, my awesome brother, Bre Ikrajendra :). Diskusi

Senandung Ukhuwah

Gambar
Diawal kita bersua Mencoba untuk saling memahami Keping-keping dihati terajut dengan indah Rasakan persaudaraan kita Dan masa pun silih berganti Ukhuwah dan amanah tertunaikan Berpeluh suka dan duka kita jalani semua semata mata harapkan ridhoNYA Sahabat tibalah masanya Bersua pasti ada berpisah Bila nanti kita jauh berpisah Jadikan rabithah pengikatnya jadikan doa ekspresi rindu Semoga kita bersua disyurga -Sigma- Jazakillah khair Egi, kali ini ijinkan Ken menulis tentangmu ya shalihah :). Pertama kali kenal Egi dan tau Egi ketika kita psikotes bareng untuk masuk kerja. Ternyata Egi datang terlambat dan yang paling heboh pada saat itu. Ken belum terlalu kenal Egi, namun tiba-tiba Egi yang menyapa duluan. Egi sangat baik, kita selalu share dan bercerita bersama mengenai dakwah dan ukhuwah hingga tertawa dan menangis juga bersama.  Egi sangat halus hatinya, walaupun sangat ekspresif tapi sebenarnya hati Egi lembut. Seneng banget rasanya bisa bertemu dengan sahabat

Syafakillah My Dearest Shalihah :)

Hari ini padat merayap sekali hingga handphone sengaja saya tinggal di rumah. Sesampai di rumah, saya melihat begitu banyak messages masuk melalui whatsapp, bbm bahkan panggilan telepon berkali-kali. Masya Allah, ada apa ini. Hati saya berdebar. Deg.. entah perasaan apa yang bisa saya terjemahkan, rekan kerja saya, sahabat terbaik, akhwat shalihah, pejuang dakwah, Margie Agami Haq kecelakaan. Kecelakaan tunggal di Ambarawa. Tangan kiri patah. Masya Allah, rasanya saya ingin mendampinginya.. menghapus segala lara dan kesakitannya. Allah sungguh teramat cinta padamu ukhti shalihah, hingga Ia begitu banyak memberimu ujian. Allah begitu mencintaimu ukhti hingga Ia memberimu cobaan sebagai penghapus dosa-dosa yang telah lalu. Yakinlah sayang, tidak ada ujian yang tak berhikmah, tidak ada cobaan tanpa kecupan manis setelahnya. Ini cara Allah mencintaimu shalihah. Rasanya kenangan kita bercerita bersama, saling bertukar pendapat juga tertawa dan menangis bersama begitu melekat di dalam

Mahalnya Sebuah Kepercayaan

Kepercayaan itu ibarat kaca.. sekali ia retak selamanya akan retak.. Mungkinkah sebuah kaca yang retak bisa kembali seperti semula? Ikhwah Fillah.. Alhamdullilah Jumat Mubarok, tentu banyak doa yang dilantunkan bukan? Rasanya bahagia bisa menjumpai hari demi hari dengan cintaNya. Masihkah Allah menjadi yang pertama?. Masihkah Allah menjadi alasan dari setiap aktivitas? Semoga begitu adanya yaa :). Ikhwah.. hubungan kita dengan sesama manusia tidak mungkin tanpa ujian ukhuwah. Sedekat apapun kita bahkan ketika kita sudah sangat percaya ujian ukhuwah bisa saja datang, menguji kebijaksanaan kita sebagai seorang hambaNya sekaligus partner dari umatNya. Ukhuwah memang manis, ia hadir dari fitrah sejati. Jika ikhwah menemui ujian ini, langkah awal yang perlu diambil adalah bersabar. Fashbir Shabran Jamiila, bersabarlah dengan kesabaran yang baik. Jika ikhwah sudah teramat percaya namun ternyata kepercayaan itu hilang karena suatu sebab yang memang secara fakta terbukti,

Untitled.

Bagaimana menerjemahkan perasaan bernama kesedihan. Ia menggelayut begitu saja dalam relung hati. Rasa-rasanya hati seperti dihantam begitu banyak tombak yang dalam. Bagaimana menerjemahkan perasaan bernama penyesalan. Ia menghampiri begitu saja dalam kokohnya jiwa.  Rasa-rasanya jiwa seperti dipukul dengan banyak pedang yang dalam. Bagaimana jika selama ini engkau salah menilai seseorang, karena satu sebab yang sebenarnya tidak sepenuhnya engkau yakini. Hanya opini yang menyeruak dan hanya anggapan yang kau ketahui. Bagaimana jika selama ini engkau salah memandang seseorang, karena satu hal yang sebenarnya belum tentu kebenarannya. Hanya kisah yang dimainkan dengan perasaan. Bagaimana jika setelah kau dengar dan kenali dengan seksama seseorang yang kau nilai itu ternyata benar dan baik, apakah kau akan sedih dan menyesal?. Barangkali kesedihan tak akan pernah bisa diterjemahkan, barangkali juga penyesalan tak akan pernah bisa didefinisikan. Tapi A