Apakabar Calon Pendampingku? Part VII (End)

Assalammualaikum akhi, aku rindu, selaksa yang tidak mungkin kukecap rekah mekarnya. Karena kutau, merinduimu yang tidak tau siapa dan dimana tidaklah ku mampu. Berat. Lebih baik aku merindukan Illahku, sang pemilik cintaku, Allah Azza Wa Jalla. Kugantungkan segala harapan hanya kepada Allah, karena Allah lah sang pemberi cinta. Engkau tau, jika aku ditanya oleh orang lain dengan pertanyaan yang sama berulang kali selama berhari-hari: "Kapan Nikah?", aku akan jawab dengan mantap: ”Saya sedang mempersiapkan bekal ketaqwaan untuk bertemu jodoh saya nanti, dan pernikahan bukanlah ajang perlombaan, pernikahan adalah ikatan suci nan sakral, mitsaqon ghaliza, perjanjian agung manusia kepada RabbNya." Dan kau tau, aku benar-benar sedang mempersiapkannya. Bukan hanya ilmu menjadi seorang istri saja, namun seorang ibu, bahkan ilmu kerumahtanggaan dan psikologi keluarga. Aku butuh kamu yang mencintai Allah, yang ketika didekatmu saja, Allah dan surgaNya terasa lebih dekat.

Wahai calon imam dunia akhiratku, aku memang wanita biasa yang mencoba menjadi sholihah untuk Allah, bukan untukmu saja. Namun, nuraniku terdalam terhentak, aku ingin seperti Khadijah yang sangat menjaga izzah dan iffahnya sehingga Allah karuniakan Muhammad kepadanya atau seperti Fatimah yang sungguh mencintai Ali lebih dulu sebelum pernikahannya namun mereka tetap santun dan menjaga kehormatannya. Aku ingin menjaga hatiku, menjaga kehormatan dan kemuliaan diriku hanya untuk engkau kelak. Aku tidak ingin mudah mencintai orang lain yang belum halal untukku, sehingga setiap doaku selalu kulantunkan: "Jatuh Cintakan aku hanya kepada jodohku saja Ya Rabb, jagalah hati dan pikiranku dari hal-hal yang tidak Engkau Ridhoi dan pertemukanku dengan jodoh terbaik dunia akhirat".

Dan inilah prinsipku akhi, 

Nasehat Ustadz Salim saat itu, apabila kita mencari jodoh carilah: 
1. Orang yang mesra hubungannya dengan Allah. Karena jika dengan Tuhannya saja tidak mesra, bagaimana dia akan baik hubungannya kelak dengan pasangan? 
3. Orang yang hormat dan patuh kepada orang tuanya, karena dengan begitu dia akan tahu cara menempatkan diri 
4. Orang yang baik terhadap teman sebayanya, karena baik tidaknya saat bersama temannya akan menjadi cerminan baik tidaknya dengan kawan hidupnya kelak 
5. Orang yang baik terhadap adik atau yang usianya ada di bawah dia. Itu sebagai cerminan dia 

Rumah tangga islami harus mempunyai niat untuk beribadah kepada Allah. Dengan proses dan tata cara perjodohan yang sesuai dengan syariat yang benar. Aku tau, dijaman sekarang banyak orang mencibir habis prinsipku ini. Namun aku yakin benar, Allah Maha Mengetahui dan Allah takkan pernah ingkar janji, bukan?.

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.” (Adz Dzariyat: 56)

Aku tidak memiliki kriteria khusus selain kesholihah dan kemuliaan akhlak. Aku tidak pernah menuntut kesempurnaan karena akupun sedang belajar menuju kearah itu. Kebaikan yang sederhana pun membuatku luluh jika memang kebaikan itu karena Allah. Bagiku, materi, strata sosial, pendidikan, fisik tidaklah begitu penting, karena yang mencintai Allah dan RasulNya lah yang melegakan hatiku. Aku memang bukan orang yang sempurna akhi, aku hanyalah wanita akhir zaman yang berusaha terus menjadi sholihah dan berakhlak baik. Bagiku ini yang paling penting.

“Perempuan-perempuan yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan yang keji pula. Dan perempuan yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk perempuan yang baik(pula)…” (An-Nur: 26)

Aku sangat yakin, Allah akan mempertemukanku dengan lelaki sholih itu, kamu... yang selalu ada dalam lantunan doaku, meski aku tidak tau siapa kamu dan dimana kamu saat ini, tapi aku yakin kamupun sedang berproses lebih baik seperti ku. Insya Allah, kita akan bertemu sebentar lagi, sabar yaa :) dalam balutan mesra kepada Illahi dengan pernikahan yang syar'i dan manhaji. Aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sabar Seluas Lautan dan Hati Sejernih Langit

Sabar Seluas Samudra

Sekuat Apa Jika Kau Seorang Diri?

Fitrah Based Education [Part 3]: Framework

Fitrah Based Education [Part 1]: 8 Fitrah Manusia