Menikah Itu Ibadah Terlama, Maka Persiapkan Dengan Seksama

Adalah niscaya bagi kita memasuki pernikahan dengan komitmen iman. Dengan asmaNya kita melepas sauh hingga di surga kelak berlabuh -Ustadz Salim A. Fillah-

Dalam suatu diskusi kerumah tanggaan, seorang kawan bertanya padaku: "Ken, apa yang kurang darimu sehingga kamu belum juga nikah? Jangan pilah pilih, kelamaan. Uda sama si itu aja atau si ini aja", Aku tersenyum seraya berkata lembut padanya: "Sayang, my sholihah :) ini perkara jodoh. Terkadang seberapa dekat kita dengan seseorang meskipun prosesnya benar, syar'i dan baik, kalau ternyata Allah berkata tidak maka tidak. Aku tidak memiliki kriteria khusus dan juga tidak pilah pilih. Dan bukankah menikah adalah ibadah terlama? Maka aku sedang mempersiapkannya dengan seksama. Allah ingin aku belajar secara kaffah, Allah ingin aku lebih banyak mempersiapkan diri. Maka di waktu menunggu ini, kusiapkan diri untuk layak dan pantas kelak bersanding dengan lelaki sholih dan melahirkan anak-anak sholih-sholihah yang memiliki ilmu agama dan spesialisasi kebermanfaatan untuk ummat."

Kawanku itu menangis, mungkin karena ia begitu menyayangiku. Ia bergetar hebat sambil menggenggam tanganku, air mata nya menetes di punggung tanganku. "Kamu selalu mendahulukan orang lain, kali ini please... Pikirkan dirimu sendiri, kamu butuh partner hidup." Aku kemudian memeluknya dan menepuk pundaknya perlahan, "Dear, iya ini aku lagi nyiapin banget biar bisa ketemu, aku sedang mempersiapkan diri. Biar nanti kalo uda ketemu aku siap lahir batin, mental spiritual, jasmani maupun rohani." Ia kemudian tersenyum dan menundukkan kepala tanda mengerti. Aku lega.

Aku meyakini betul bahwa jodoh telah tertulis dalam Lauhul Mahfuzh, setiap dari kita telah Allah tentukan jodohnya masing-masing, rezekinya, takdir baik buruknya sejak puluhan ribu tahun yang lalu. Ustadz Salim A Fillah dalam taujihnya mengatakan bahwa bukan sibuk pada siapa kita menikah, tapi sibukkan agar keadaan keimanan kita baik menuju pernikahan. Pernikahan kita harus hadir sebagai penguat kebajikan masyarakat, bukan beban atau pelengkap derita. Pernikahan yang diniatkan ibadah yakni pernikahan yang berusaha meraih ridho Allah. Jodoh tetap misteri. Syukuri ketidak tahuan itu dengan merencanakan dan mengupayakan yang terbaik menuju pernikahan suci.

Jodoh kita sudah tertulis di Lauhul Mahfuzh. Mau diambil dari jalan halal ataukah haram, dapatnya yang itu juga. Yang beda, rasa berkahnya. Bukan tentang apa, berapa, atau siapa; tapi Bagaimana Allah memberikannya; diulurkan lembut & mesra, atau dilempar penuh murka? Maka layakkanlah diri di hadapanNya untuk dianugerahi rizqi & jodoh dalam serah terima paling sakral, mesra, penuh cinta, berkah, & makna.

Maka, alangkah baiknya di masa menunggu persiapkan ilmu kerumahtanggaan terbaik menuju pernikahan Sakinah, Mawaddah, Warrahmah Wad Dakwah juga ilmu parenting (mendidik anak) yang mumpuni. Agar kelak ketika sudah menikah, Allah tuntun kesiapan iman dan ilmu kepada pernikahan berkah yang diridhoiNya, menuju surga firdausNya.

Selamat Mempersiapkan, kamu yang tertulis di Lauhul Mahfudzku, kuyakin kamu pun sibuk mempersiapkan. Bersiap untuk segera bertemu yaa :)

Jogjakarta, 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sabar Seluas Lautan dan Hati Sejernih Langit

Fitrah Based Education [Part 1]: 8 Fitrah Manusia

Fitrah Based Education [Part 3]: Framework

Ramadhan is loading...

Mengapa Takut Pada Lara?