Ketika Bapak Mengajukan Harapan...

"Keluarga besar kita adalah keluarga yang mencintai seni, kalo memang ada orang lain yang nantinya masuk dalam keluarga ini semoga dia juga mencintai seni"

Lahir dalam keluarga yang berprofesi sebagai seniman, budayawan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan 'art', membuat kehidupanku dikelilingi oleh segala sesuatu yang berbau seni. Dari kecil, aku hidup bersama kanvas, cat dan kuas ketika Bapak mulai melukis. lukisan pop kontemporer abstrak yang Bapak buat terkadang tidak masuk dalam logikaku. dan Bapak selalu menjawab dengan bijak ketika aku bertanya "Ini maksudnya lukisan apa ya Pak?", Bapak menjawab "Lukisan itu soal rasa, tak ada artinya". Subhanallah...

Selain melukis, bapak juga seorang penyair, penulis puisi, penulis cerpen, penulis naskah drama. dari kecil, suara yang selalu ada membahana di dalam rumah adalah suara mesin tik jaman dulu. bahkan hingga larut malam, Bapak tetap bekerja dengan suara mesin tik yang khas. Bapak adalah sosok yang amat kukagumi, tentu dari profesi dan kecintaannya pada seni.

Bapak dan Mbah Kung pernah mendapat penghargaan dari walikota Tegal, tempat kelahiran bapak sebagai Budayawan Tegal. Alhamdullilah, semoga di usia yang semakin senja Bapak tetap bisa berkarya untuk bangsa dan negara.

Pernah suatu ketika Bapak bertanya mengenai siapa yang akan meminang, kujawab: "Bahwa segalanya sudah tertulis dalam Lauh Mahfuz, Niken berusaha untuk memantaskan dan memperbaiki kualitas diri di hadapan Allah, Pak, doakan bahwa siapapun yang dipilihkan Allah adalah yang terbaik". Bapak terdiam dan berharap, "Semoga dia juga mencintai seni ya Ken..". aku hanya berkata "Aamiin".

Wallahu Alam bishawab. bahwa segalanya kuserahkan pada Allah yang Maha Sempurna. ketika syarat itu Bapak harapkan, maka sebagai seorang anak kita hanya bisa berdoa, berdoa, dan berdoa. Harapan tidak selalu sama dengan kenyataan. Namun, segalanya bisa terwujud atas doa yang selalu dilantunkan.

Bukan Soal profesi dari keluarga besar atau art blood yang mengalir dalam tubuhku, bukan juga karena keinginan atau harapan yang disyaratkan. Bukan. karena sejatinya, segalanya telah digariskan. Tugas kita saat ini adalah menjadi umatNya yang terbaik. memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri adalah sebaik-baiknya pengharapan. Hanya kepada Allah berharap dan Hanya kepada Allah segalanya kita curahkan.

Wallahu alam bishawab.
Aku yakin jodohku tak kan tertukar,
maka kufokuskan energi untuk menaikkan kualitas diri.
Aku yakin rizkiku tak kan diambil orang,
maka kukerahkan energi untuk bersyukur dan lebih gigih menjemput rizki.
Aku yakin amalku tak kan dikerjakan orang.
Maka kupompa semangat untuk meningkatkan ibadah dan amal soleh.
Aku yakin pertolongan hanya dari Allah.
Maka kuhentikan keinginan untuk berharap pada selainNya.
“Semoga Sahabat-sahabatku semua menjadi pribadi yang yakin dengan janjiNya.
Sehingga diberikan jodoh terbaik, rizki yang berkah, amal yang istiqomah dan selalu ditolong Allah.” Aamiin..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sabar Seluas Lautan dan Hati Sejernih Langit

Sekuat Apa Jika Kau Seorang Diri?

Sabar Seluas Samudra

Fitrah Based Education [Part 1]: 8 Fitrah Manusia

Mengapa Takut Pada Lara?