Aku Rindu Hujan

Aku rindu hujan, karena derai hujan aku sanggup menahan lara paling dalam. Aku terluka lagi, bagaimanapun aku harus tegak berdiri. Sekalipun lunglai dan tak bertenaga aku harus bisa. Bukankah luka itu hanya selintas saja, dan hilang dengan sendirinya? Dibalut dengan cinta Allah yang Maha Dahsyat.

Aku rindu hujan, bulir-bulirnya mengelabui air mata. Aku tidak takut menangis karena hujan berteman padaku. Tapi ini September, belum juga hujan. Lalu mataku basah, aku mengusapnya dengan lembut. Ya Robbanaa, ternyata ini ujian, aku tidak juga peka. Aku terlalu bahagia yang ternyata kebahagiaan itu hanya ilusi saja.

Aku rindu hujan, dengan gerimisnya memecah langit yang maha luas. Langit juga bisa menangis bukan? Seperti aku yang kini tak bisa menahannya. Aku terluka, tapi aku akan segera sembuh. Aku yakin, seperti tahun demi tahun yang lalu. Selalu September, selalu di bulan ini aku terluka.

Aku rindu hujan, karena hujan menyembuhkan luka. Meskipun luka itu menganga, aku basuh dengan air mata pertaubatan. Allah sangat baik, begitu mencintaiku dengan tulus. Aku yang hanya seorang aku, siapa dan apa kelebihanku sehingga Allah begitu menyayangiku. Meskipun aku sangat sakit dan rapuh, Allah masih saja mengangkatku, memberikan semangat dan keyakinanNya. Melalui sujud-sujud yang bersahaja, melalui doa yang terlantunkan mesranya.

Allah, tanpaMu aku serupa debu. TanpaMu tentu aku tak berarti apa-apa. Dan setiap luka selalu Kau sembuhkan dengan tanpa sisa. Aku mencintaiMu Ya Robbanaa. Aku begitu mencintaiMu. Terima kasih telah begitu mesranya mendekap ku dalam keyakinan terdalam soal takdir baikMu. Aku begitu lega.

Komentar

Kharisma desaku mengatakan…
Salfok sama parahraf terakhir. Cinta antara hamba dan Tuhannya. Yang selama ini lepas dari perhatian. http://kharismadesaku.blogspot.com/2019/01/rindu-antara-kita.html?m=1
Kharisma desaku mengatakan…
Salfok sama parahraf terakhir. Cinta antara hamba dan Tuhannya. Yang selama ini lepas dari perhatian. http://kharismadesaku.blogspot.com/2019/01/rindu-antara-kita.html?m=1

Postingan populer dari blog ini

Sabar Seluas Lautan dan Hati Sejernih Langit

Fitrah Based Education [Part 1]: 8 Fitrah Manusia

Mengapa Takut Pada Lara?

Sekuat Apa Jika Kau Seorang Diri?

Fitrah Based Education [Part 3]: Framework