Betapa Tertatihnya Diri Tanpa CintaNya

Aku menulis karena cinta, cinta paling semesta. Meski hati dan raga teramat luka, tapi biarlah luka itu berbalut dengan doa, aku takkan pernah membiarkannya menganga. Karena setiap rasa luka itu hanya selintas saja, yang pasti akan segera sembuh. Sembuh dengan ijinNya.

Tidak ada manusia beriman yang begitu dicintai Allah tanpa ujian dan beban hidup yang berat. Seperti Nabi Ayyub yang begitu tabah atas cobaan penyakit yang tak kunjung sembuh meskipun semua orang menjauhinya. Ayyub tak pernah merasa parau karena ia tau Allah senantiasa memeluknya erat. Begitu pula Yusuf yang difitnah sedemikian luar biasa hingga ia harus mendekam di penjara, hingga ia sadar bahwa Allah sedang melindunginya dengan perlindungan paling bijaksana. Atau Bunda Hajar yang berlari dari Safa ke Marwah demi Sang Ismail yang menangis dan kelaparan. Tentu Hajar tau tidak mungkin menemukan air dan makanan diantara dua bukit. Namun Hajar terus berlari, terus berlari hingga tujuh kali, kemudian barakah air memancar di dekat Ismail, Masya Allah... Orang-orang beriman tidak pernah lepas dari ujian. Tidak ada kekasih Allah tanpa ujian, tanpa beban hidup atau tanpa masalah. Semuanya diuji dengan titik terlemah mereka.

Dan tanpa cintaNya, aku serupa buih di tengah lautan. Entah bagaimana aku menghadapi segala hal yang terjadi tanpa Allah di hati. Tentu segala yang kurasakan saat ini adalah takdir dari Sang Maha Cinta, Allah Azza Wa Jalla. Dan tanpa Allah, aku nothing. Allah memberiku kekuatan Maha Dahsyat, ketabahan dan keikhlasan. Tabah menerima takdir, ikhlas menerima keadaan. Tidak mengeluh, tidak merunduk. Tetap tegar meski jatuh bertubi-tubi. Jika bukan karena Allah yang begitu mencintai diri ini, aku pasti lemah dan tak berdaya.

Aku manusia biasa, bahkan imanku biasa. Tidak bisa disetarakan dengan para salafus shalih atau shahabiyah yang begitu mencintai Allah dan RasulNya, mengorbankan segalanya yang dipunya. Keluarga, harta bahkan nyawa. Aku sadar betul aku wanita akhir zaman, yang begitu rapuh ketika ujian datang atau cobaan silih berganti hadir tanpa permisi. Tapi aku yakin, Allah Maha Mencintai, Allah Maha Pemberi Solusi.

Betapa tertatihnya diri tanpa CintaNya. Tanpa maghfirahNya. Dan Allah maha memberi kekuatan. Dan diri ini, insya Allah kuat. Dunia tidak lain hanya sekecil sayap seekor nyamuk bukan?.

Never Give Up,
Semarang 2018
@kenulinnuha

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sabar Seluas Lautan dan Hati Sejernih Langit

Fitrah Based Education [Part 1]: 8 Fitrah Manusia

Sibling Rivalry

Fitrah Based Education [Part 3]: Framework

Laut tak pernah meninggalkan pantainya :)