Aku Pengen Berubah!


"Ken, aku pengen hijrah, aku pengen berubah... tolong aku..." 

Tiba-tiba ada pesan masuk di whatsapp, aku terperanjak. Kawan lama yang sudah sangat lama sekali tidak bersua tiba-tiba menghubungiku. Dia teman yang baik, dulu kami sering bercengkrama layaknya sahabat karib. Namun ia menghilang, sibuk dengan dunianya. Berkarir lebih tepatnya, memilih untuk mengejar cita-cita, sukses menjadi pekerja di ibu kota. Kami kemudian jarang bersua, mungkin karena kesibukkan yang memaksa dia tidak bersosialisasi di dunia nyata maupun bersosial media.

"Hai, Assalammualaikum sayang... kangen banget... Gimana? Ada yang bisa tak bantu?", aku membalasnya dengan binar-binar bahagia sekaligus kerinduan yang membuncah dalam dada. Aku tau, ada sesuatu yang hendak ia ceritakan padaku.

Balasanku tidak dijawab, hanya di read saja. Sepekan, dua pekan, hingga satu bulan. Aku bersabar. Mungkin dia sangat sibuk hingga tak sempat membalas message-ku. Hmm. mungkin hanya doa yang bisa kulantunkan. Semoga Allah benar-benar memberikan hidayah terbaik kepadanya.

"Aku resign Ken, doain ya, aku mau kerja yang halal aja. Aku mau pulang ke Semarang. Meet up yuk, aku butuh kamu." Aku membaca balasannya dengan rona haru, Masya Allah. Aku teringat taujih Murrobiku kala itu, bahwa hijrah tidak pernah menunggu, mesti dicari dan diperjuangkan. Dan Allah Maha Membolak-balikkan hati. Itulah mengapa Rasullulah SAW selalun memanjatkan doa “Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”

Kami bertemu, dan Masya Allah, dia berhijab! Aku memeluknya lama sekali, bergemuruh rasanya hati ini. Tak terasa air mataku pun menetes (kali ini aku tidak bisa menyembunyikan baperku! Dan benar saja apa yang dikatakan banyak sahabatku, Niken itu gampang banget nangis, gampang banget tersentuh. Huhuhu). Kemudian ia bercerita panjang lebar. Tentang hidayah, tentang cinta, tentang kesempatan baik yang Allah berikan. Dan tentang pekerjaan, yang menyadarkannya bahwa menjadi seorang bankir di bank konvensional itu riba. Bibirku tercekat, lidahku kelu. Allah Maha Baik.

Dan Allah menjanjikan dalam Kitabullah:
"Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS An-nisa: 100)
Setiap manusia memiliki masa lalu, bagaimanapun kelam dan peliknya, itu hanyalah masa lalu. Bagian dari mozaik kehidupan yang telah berlalu. Jangan pernah menilai seseorang dari masa lalunya. Karena seorang yang dulunya membenci Rasulullah SAW justru menjadi mujahid islam, ialah Umar Bin Khatab. Dukung dan bantu mereka yang hendak berubah menjadi baik, rangkul dengan cinta, peluk dengan sabar.

Dan tugas kita sebagai manusia, hanya menyeru bukan? Soal hidayah, Allah yang putuskan. Semangat hijrah ❤

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sabar Seluas Lautan dan Hati Sejernih Langit

Sekuat Apa Jika Kau Seorang Diri?

Sabar Seluas Samudra

Fitrah Based Education [Part 3]: Framework

Fitrah Based Education [Part 1]: 8 Fitrah Manusia