Bersikap Biasa

Setiap dari kita memiliki rahasia, menyembunyikannya dari orang lain bahkan dengan diri kita sendiri. Mencoba untuk mengikhlaskan, mencoba untuk berdamai dengan waktu. Mencoba untuk melupakan. Barangkali kita sedang berproses menuju kesana.

Terkadang mudah bagi orang untuk menceritakan hal baik, kebahagiaan, kenikmatan bahkan prestasi namun untuk kesedihan, kedukaan bahkan penderitaan kebanyakan dari kita adalah diam. Menyembunyikan segala rasa dan pasrah terhadap segala takdirNya. Itu kita, yang secara fitrah tidak ingin terlihat lemah dan tak berdaya di hadapan khalayak.

Barangkali ada baiknya jika kita berusaha untuk bersikap biasa di hadapan orang lain. Ketika bahagia tidak terlalu mengikuti euforia, ketika bersedih tidak terlampau menyesakkan. Karena sejatinya perasaan kita hanya Allah yang tau, hanya Allah yang mengetahui secara detail bagaimana hati dan pikiran kita. Maka, bersikap biasa, tidak berlebihan dan tau porsi adalah sikap yang cukup bijaksana.

Terkadang pula kita tidak menyadari bahwa setiap perasaan yang kita tumpahkan secara berlebihan di hadapan khalayak luas menimbulkan hal yang kurang baik terhadap orang lain, bisa jadi membuat noktah kecil bernama prasangka maupun penyakit hati lainnya. Sebaiknya kita sadar betul bahwa hidup berdampingan dengan masyarakat seharusnya saling memahami.

Bersikap biasa adalah cara terbaik untuk menyampaikan pesan bahwa Allah adalah sebaik-baik perencana kehidupan. Bahagia dan sedih adalah satu paket yang keniscayaannya tidak mungkin dipatahkan, mereka berdampingan dan berputar seperti layaknya roda.

Ada banyak hati yang mesti dijaga, ada banyak pikiran yang mesti dikokohkan. Bersikaplah biasa, bersikaplah selayaknya manusia bijaksana. Yuk sama-sama berusaha :-)

Muhasabah,
November 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sabar Seluas Lautan dan Hati Sejernih Langit

Fitrah Based Education [Part 1]: 8 Fitrah Manusia

Sibling Rivalry

Fitrah Based Education [Part 3]: Framework

Laut tak pernah meninggalkan pantainya :)