Siapakah Yang Paling Baik Akhlaknya?

“Mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya (H.R. at-Tirmidzi, disahihkan oleh Syeikh Albani)

Terkadang secara tidak sadar kita menyakiti hati sesama, berbuat salah dan khilaf yang menggores luka saudara kita. Terkadang pula secara sadar kita melakukan hal yang membuat orang lain antipati terhadap kita. Bahkan kita sering melalaikan hak-hak saudara kita, acuh dan tidak peduli kepada sesama. Terkadang kita ini merasa paling benar, paling suci, paling tinggi dari orang-orang yang kita nasehati padahal akhlak kita jauh dari kebaikan. Sering berprasangka dan abai terhadap keadaan lingkungan sekitar. Cuek, keras kepala, angkuh, merasa paling hebat dan tak tertandingi.

Sudah saatnya kita berbenah, saling mengasihi lagi menyayangi. Tidak perlu merasa superior diantara yang lain. Sudah saatnya kita belajar untuk berakhlak baik, berempati terhadap sesama dan peduli dengan lingkungan sekitar. Akhlak yang baik itu menentramkan, mewangi dan berdayaguna. Akhlak yang baik itu menggetarkan jiwa, menjadikan seluruh amalan kita kepada Allah menjadi luar biasa.

Akhlak baik itu cermin dari seberapa dekat kita kepada Allah, seberapa tulus kita beribadah kepadaNya, seberapa dahsyat Quran mempengaruhi kita. Maka jika seseorang yang rajin beribadah dan beramal sholih akhlaknya baik, maka ia telah sempurna menjadi seorang mukmin. Berakhlak baik itu sederhana, sungguh sederhana. Sekedar tersenyum dengan wajah ceria atau berjalan dengan tawadhu dan penuh kemantapan jiwa, mencabut tanaman yang layu, menyapa tetangga, memberi minum atau makanan sisa kepada kucing jalanan, atau memberi tempat duduk untuk si tua renta di dalam bus.

Maka, belajarlah dari Rasullulah SAW yang paripurna akhlaknya. 
Hisyam bin Amir pernah bertanya kepada Aisyah RA tentang akhlak Rasulullah SAW. Aisyah menjawab, "Akhlak Nabi SAW adalah Alquran." (HR Muslim).Sungguh, jawaban Aisyah RA sangat singkat namun sarat makna. Masya Allah, se dahsyat itu akhlak Rasullulah, seperti halnya kemuliaan Al Quran. 

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sungguh, aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia." (HR. Baihaqi dan Al-Hakim). Anas RA berkata, "Sungguh, Rasulullah SAW benar-benar manusia dengan akhlak paling mulia. (HR Bukhari-Muslim). Anas juga berkata, "Selama sepuluh tahun aku berkhidmat kepada beliau (Rasulullah), aku tidak pernah mendengar beliau mengucapkan kata "Ah", sebagaimana beliau tidak pernah mempertanyakan apa yang kau kerjakan, 'Kenapa kamu mengerjakan ini? atau 'Bukankah seharusnya kamu mengerjakan seperti ini?" (HR Bukhari-Muslim).

Sudahkah saat ini kita berakhlak baik? Sudahkah akhlak kita meneladani kemuliaan sifat-sifat luhur yang dimiliki Rasullulah SAW? Mari berbenah!.

Muhasabah, 24 Oktober 2017



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sabar Seluas Lautan dan Hati Sejernih Langit

Sabar Seluas Samudra

Sekuat Apa Jika Kau Seorang Diri?

Mengapa Takut Pada Lara?

Tak Ada Beban Tanpa Pundak