Siapa Yang Kau Maksud?
Kau bilang nyali itu ekstrimis
Padahal kau tidak yakin dengan AyatNya
Kau bilang tidak perlu jauh-jauh berdoa
Padahal kau ragu pada FirmanNya
Siapa yang kau maksud ekstrimis?
Dan suaramu begitu lantang membela
Sedangkan Ibu dan Ayahmu tak gentar bersujud
Bahkan kau mengantarkan mereka ke Saudi Arabia
Berziarah ke Makam Rasullulah SAW
Siapa yang kau maksud ekstrimis?
Apakah kami diam jika penista merajalela
Oh tidak mungkin...
Kami berada di garda terdepan
Jelas...
Silahkan kau mencela kami beribu kali
Silahkan kau memfitnah kami berjuta kali
Namun jika keyakinan terusik
Tidak mungkin kami diam
Diam adalah kekosongan nurani
Sedangkan karyamu itu buah dari karunia Sang Maha Esa
Pikiran dan Hatimu itu milikNya
Buat apa kau selalu menawar aturanNya
Buat apa?
Apa yang membuatmu begitu yakin pada mereka?
Yang begitu sibuk memfitnah dan mencela?
Apa yang membuatmu begitu sombong pada kinerja manusia?
Kinerja saja tidak cukup membuat masyarakat bergelar
"Masyarakat Budaya"
Jika dengan Allah saja engkau tidak yakin,
Jika dengan ayatNya saja engkau tidak percaya,
Jika dengan akhlak buruk saja engkau masih membela,
Bagaimana mungkin aku meyakinkanmu?
Bahwa detak jantungmu adalah milikNya
Bahwa setiap hela napasmu adalah milikNya
Bahwa setiap derap langkahmu adalah milikNya
Lalu siapa yang kini kau maksud Ekstrimis?
Bukankah hidup ini seluruhNya adalah Milik Allah?
@kenulinnuha
Februari, 2017
Puisi ini ditulis atas ketidakpercayaan penulis dengan hal-hal yang terjadi pada manusia belakangan ini. Kebanyakan dari mereka kehilangan kebanggaan menjadi seorang muslim. Tidak yakin pada KalamNya, dan justru membela orang-orang dengan perilaku buruk yang mengancam Bangsa dan Negara.
Padahal kau tidak yakin dengan AyatNya
Kau bilang tidak perlu jauh-jauh berdoa
Padahal kau ragu pada FirmanNya
Siapa yang kau maksud ekstrimis?
Dan suaramu begitu lantang membela
Sedangkan Ibu dan Ayahmu tak gentar bersujud
Bahkan kau mengantarkan mereka ke Saudi Arabia
Berziarah ke Makam Rasullulah SAW
Siapa yang kau maksud ekstrimis?
Apakah kami diam jika penista merajalela
Oh tidak mungkin...
Kami berada di garda terdepan
Jelas...
Silahkan kau mencela kami beribu kali
Silahkan kau memfitnah kami berjuta kali
Namun jika keyakinan terusik
Tidak mungkin kami diam
Diam adalah kekosongan nurani
Sedangkan karyamu itu buah dari karunia Sang Maha Esa
Pikiran dan Hatimu itu milikNya
Buat apa kau selalu menawar aturanNya
Buat apa?
Apa yang membuatmu begitu yakin pada mereka?
Yang begitu sibuk memfitnah dan mencela?
Apa yang membuatmu begitu sombong pada kinerja manusia?
Kinerja saja tidak cukup membuat masyarakat bergelar
"Masyarakat Budaya"
Jika dengan Allah saja engkau tidak yakin,
Jika dengan ayatNya saja engkau tidak percaya,
Jika dengan akhlak buruk saja engkau masih membela,
Bagaimana mungkin aku meyakinkanmu?
Bahwa detak jantungmu adalah milikNya
Bahwa setiap hela napasmu adalah milikNya
Bahwa setiap derap langkahmu adalah milikNya
Lalu siapa yang kini kau maksud Ekstrimis?
Bukankah hidup ini seluruhNya adalah Milik Allah?
@kenulinnuha
Februari, 2017
Puisi ini ditulis atas ketidakpercayaan penulis dengan hal-hal yang terjadi pada manusia belakangan ini. Kebanyakan dari mereka kehilangan kebanggaan menjadi seorang muslim. Tidak yakin pada KalamNya, dan justru membela orang-orang dengan perilaku buruk yang mengancam Bangsa dan Negara.
Komentar