Teka Teki Rasa

Assalammualaikum Readers, Alhamdullilah bisa nulis lagi. Rasanya seneng banget setelah 5 bulan ga bermain dengan kata-kata. Well, apakabar semua? Baru kemaren posting tulisan lama di sosial media penayangannya langsung naik drastis. Jazakumullah ikhwah atas apresiasinya.

Kali ini aku pengen banget nulis soal "Teka-Teki Rasa", beberapa hari ini ada sahabat yang lagi curhat soal itu. Menghubung-hubungkan rasa satu dengan yang lain, menerka-nerka hubungan satu dengan yang lain. Semoga bermanfaat yaa.

Berhentilah menerka-nerka setiap huruf yang ia reka. Berhentilah menghubung-hubungkan keadaannya dengan keadaanmu.Cara terbaik untuk menjawab teka-teki rasa adalah dengan berhenti mencari jawabannya. Berhentilah mencari tahu apa dan bagaimana sebenarnya perasaannya. Berhentilah menerka-nerka setiap huruf yang ia reka. Berhentilah menghubung-hubungkan keadaannya dengan keadaanmu. Berhentilah mencari tahu semua jawaban teka-teki itu. Karena ini teka-teki rasa, semakin kamu menebak, semakin hilang kemurnian rasanya. Semakin banyak rasa-rasa lain yang turut larut. 
Jadi, tak usah kamu terus menerka. Bila dia memang memiliki perasaan terhadapmu, maka ia akan memperjuangkanmu dengan cara yang dicintai-Nya. Jika tidak, mungkin rasa itu tidak murni karena-Nya. Atau, mungkin saja Allah masih belum mengizinkan waktu itu tiba. Tidak usah larut dalam penantian. Karena setiap teka-teki, jika sudah waktunya terjawab, pasti akan terjawab dengan benar. Tidak bisa di satu sisi saja. Ia saling terhubung satu sama lain. Jadi, jika kamu bukan jawaban dari teka-teki perasaannya, atau jika dia bukan jawaban dari teka-teki perasaanmu, itu sesederhana memang bukan begitu jawaban teka-tekinya. Tidak akan bisa. Dan tidak usah disesali. Allah sudah mengaturnya. Ikuti saja cara-Nya. 
(Rani, dalam Novel Teka-Teki Rasa)

Well, readers. Kadang kita itu lebay dan baper soal beginian. Padal sebenarnya kalo kita mau ngikutin aturan Allah, semuanya baik-baik saja  . Uda gitu pake nangis-nangis bombay atau super drama queen. Hmmm...bahagia itu sederhana sebenernya. Mencintai Allah dan Dicintai Allah. Apalagi kalo kita bisa ngikutin skenarioNya Allah, wah rasanya hidup bahagia terus.

Berhenti untuk menerka-nerka sesuatu. Apalagi dengan pedenya menjawab teka-teki rasa sendiri, dengan jawaban ala kadarnya sendiri. Allah Maha Besar, ikuti aja caraNya. Dengan mendekat kepada Allah, takdir itu akan terjawab. Segala pertanyaan yang menjadi teka-teki akan terjawab.

Jaga diri, jaga hati, jaga lisan. Menjaga izzah dan iffah diri. Tegas kadang memang perlu, apalagi soal menjaga perasaan. Serahkan semuanya pada Allah. Setiap manusia punya takdirnya masing-masing. Lanjutkan berkarya dan bermanfaat bagi umat.

Semangat yaaaa ^^. Yuk hiasi diri dengan amalan syar'i^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sabar Seluas Lautan dan Hati Sejernih Langit

Sibling Rivalry

Laut tak pernah meninggalkan pantainya :)

Sabar Seluas Samudra

Fitrah Based Education [Part 3]: Framework