Hati Milik Allah



Sigma Feat hafiz hamidun dan AG Coco - Hati (By Youtube)
“Ingatlah, bahwa didalam tubuh ada segumpal darah. Jika segumpal darah itu baik (sehat) seluruh tubuhpun akan menjadi baik. Namun, jika segumpal darah itu sakit, seluruh tubuh pun akan menjadi sakit. Ketahuilah segumpal darah itu adalah hati,” (HR Bukhari).
Hati manusia memang penuh misteri, tidak ada yang berhak mengetahui kecuali sang pencipta hati, Allah Azza Wa Jalla. Perkara hati ini sering sekali kita pautkan dengan kebersihan hati dan penyakit hati. Sebagai seorang manusia tentu kita mengetahui bahwa setiap hati memiliki ceritanya sendiri. Tidak ada yang pernah mengetahui bagaimana sebenarnya isi hati manusia, apakah ia baik, apakah ada kecenderungan tidak baik, tidak ada yang tau. Allah lah sebaik-baik pencipta, dan hanya kepadaNya lah diri ini berserah.

Hubungannya dengan hablumminannas, perkara hati ini cenderung sangat dominan. Karena dengan saudara seiman kita selalu menggunakan hati sebagai tolak ukur ukhuwah. Namun ada batasan yang membuat kita tidak boleh masuk ke ranah hati saudara kita seiman. Sebaiknya kita tidak menelisik terlalu dalam terkait hati seseorang, apalagi menerka-nerka sifat atau isi hatinya. Cukup secara zahir saja, tidak perlu menerka-nerka bahwa dia memiliki sifat seperti ini atau seperti itu. Jika ternyata itu hanya sebuah prasangka, sungguh potensi penyakit hati bisa terjadi. 
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu mempergunjingkan sebagian yang lain….” (Al-Hujurat: 12).
Terjebak dalam kubangan prasangka itu bisa terjadi pada siapapun, penyakit hati ini seperti benalu yang tumbuh di atas tanaman. Membuat sang tanaman menderita karena parasit dalam tubuh mereka. Seperti halnya prasangka, ia menggelayut menjadi kewajaran padahal sesungguhnya ia musuh paling membinasakan bagi hati. Salah satu penyebab potensi penyakit hati ini muncul dikarenakan lemahnya hablumminallah, kedekatan dan kemesraan kita dengan Allah yang sangat tidak terasa. Bahkan kelezatan imanpun tak dirasa. Ya Rabb, jagalah hati kami.
“Yaa muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘ala diinik”, ‘Wahai Zat yang membolak-balikkan hati teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu’ (HR. Tirmidzi, Ahmad, Hakim)
Membangun kedekatan dengan Allah memang butuh proses, tetapi paling tidak ikhtiarkan untuk selalu intensif berkomunikasi denganNya dalam zikir-zikir yang kita lantunkan, Jadikan Allah sebagai rujukan pertama dalam setiap aktivitas kita, sehingga yang menempati urutan pertama dalam hati kita adalah Allah, bukan yang lain.

Semoga Allah senantiasa menjaga hati kita dari segala penyakit hati. Semoga kita selalu menjadi hambaNya yang mencintaiNya dengan sebaik-baik cinta.

*Wallahu alam bishawab
*Noted to self 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sabar Seluas Lautan dan Hati Sejernih Langit

Sabar Seluas Samudra

Sekuat Apa Jika Kau Seorang Diri?

Fitrah Based Education [Part 1]: 8 Fitrah Manusia

Fitrah Based Education [Part 3]: Framework