Belajar Dari Si "BrokenHome"

Broken home is not the end of the world, stand up and make your dreams come true!

Aku salut dan hormat pada mereka yang hatinya berlindung pada Allah, penuh keikhlasan menerima cobaan hidup namun tetap tangguh dan tegar menjalani setiap kepingan mozaik kehidupan tanpa keluhan apalagi kata penyesalan. Mereka tidak banyak kutemui, tapi cerita dan semangatnya selalu kurindukan. Mereka adalah sahabat-sahabatku, yang terikat hati karenaNya walaupun cobaan hidup selalu mendera.

Sore itu aku mendengar sebuah cerita yang cukup haru untuk didengar seorang penuh cinta sepertiku, yang hari demi harinya dilalui dengan cinta dan kasih sayang. Bagiku, sebuah cerita pilu di masa lalu, permasalahan hidup, keluarga yang tak bahagia atau tentang apapun dari sahabat-sahabatku adalah pelajaran berharga yang penuh hikmah. Bagiku cerita tentang keluarga adalah moment paling kusukai saat bercerita dengan para sahabat. Karena keluarga adalah nafas kehidupanku.

Adalah benar bahwa aku memang paling bersemangat ketika bercerita tentang keluargaku, karena Bapak, Ibu dan adik-adikku adalah cinta yang selalu menguatkan. Mereka seperti Pilar Dan benteng yang menjadi pondasi dari sebuah bangunan. Indeed, The foundation of everything is a good family, itu yang menjadi prinsipku. Bahwa sifat Dan habit seseorang berdasarkan bagaimana keluarganya mendidik.

Seseorang bercerita padaku tentang keluarganya yang broken home, dimana sang ayah adalah seorang yang kasar dan tak pernah menampakkan kasih sayang apalagi cinta. Maybe sahabatku ini tidak pernah merasakan sedetik saja cinta dari sang ayah. Ada juga yang bercerita tentang Ibunya yang jarang perhatian, sibuk dengan pekerjaan. Bagiku, seseorang yang mendapat ujian Allah dengan permasalahan keluarga itu sangat spesial, apalagi ia bertumbuh dan berkembang menjadi si cerdas yang kreatif dan tangguh.

Anak korban broken home tidak lantas membuatnya menjadi si penakut, tidak juga pasti membuat si anak labil dan emotional apalagi pemarah dan pendendam. Tidak pasti. Banyak yang kutemui dan bersahabat denganku, mereka lebih kuat dan lebih tangguh menerima cobaan demi cobaan hidup yang menerpa. Mereka lebih mandiri dan dewasa dalam bersikap. Bagiku, mereka lebih bijaksana memandang hidup.

Jadi tidak semua si anak korban broken home ini masa depannya suram, justru banyak yang berptestasi dan bersikap sangat baik dengan orang lain. Menurutku, mereka yang bermasalah dengan keluarga adalah sahabat terbaik dalam pelajaran hidup. Mereka mengajariku arti sebuah ketahanan hati, kesabaran, cara menyelesaikan masalah, berpikiran positif, dan tetap berprestasi. Karyanya dihargai dan sangat berdedikasi. Beberapa diantara mereka bahkan ada yang mendapat beasiswa doktoral di UK dan menjadi calon dosen kebanggaan Indonesia.

Dengan tempaan masalah yang bertubi itu ia berkembang menjadi manusia yang lebih menghargai kepercayaan, kesetiaan, persahabatan juga kasih sayang. Mereka lebih bisa membedakan mana yang tidak boleh dilakukan dan seharusnya dilakukan. Walau tidak semua orang bisa memahami anak korban broken home karena biasanya kebanyakan dari mereka punya "own style", memiliki pemikiran dan kehidupannya sendiri, tak heran secara " future" mereka satu step di depan.

Tapi, ini semua menurutku lho ya, karena mereka yang kutemui hampir seluruhnya bersifat demikian. Mereka teman yang baik dalam bercerita karena mereka tipe pengamat sejati. Pendiamnya bukan berarti marah, sebenarnya mereka hanya sedang berpikir dan mengamati. Bersahabat dengan mereka memiliki warna hidup tersendiri, bahwa manusia itu fitrahnya saling memahami dan melengkapi.

Jangan menyesal dan bersedih hati, mereka yang diberikan masalah keluarga bertubi-tubi sesungguhnya amat sangat dicintai RabbNya, adakah hal yang lebih membahagiakan daripada dicintai Allah?. Bagiku tidak ada yang lebih membahagiakan selain mencintai Allah sepenuh hati dan dicintai Allah. Dan mereka si broken home ini mendapatkannya. Apalagi jika mereka amat dekat dengan RabbNya, wah tambah salut sekali. Masya Allah.

Wallahu alam bishawab

*Untuk mereka yang senantiasa mencintai Allah walau permasalahan keluarga tak terhenti. Kalian sangat special.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sabar Seluas Lautan dan Hati Sejernih Langit

Sekuat Apa Jika Kau Seorang Diri?

Sabar Seluas Samudra

Fitrah Based Education [Part 3]: Framework

Fitrah Based Education [Part 1]: 8 Fitrah Manusia