Si Penyembunyi Amal

Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa); dan bacaan di waktu itu lebih berkesan (QS. Muzzamil: 6).

Ikhwah Fillah, apakabar? Rindu sekali rasanya sudah lama tidak menulis. Afwan jiddan telah membiarkan lama blog ini tanpa newpost, maybe karena saya sedang sibuk sekali mengurus agenda akhir tahun, membuat laporan, re-schedule lagi beberapa agenda dan impian. Semoga lebih baik lagi yaa di tahun ini. Aamiin.

Well, banyak orang-orang membuat resolusi besar-besaran terkait dengan karir, keluarga bahkan impian. Kebanyakan dari mereka melupakan hal-hal yang sebenarnya lebih seharusnya kita pikirkan yaitu mengevaluasi amal-amal kita selama satu tahun belakang. Sudahkah lebih bermanfaat, sudahkah tabungan di akhirat kita cukup?. Apakah amal sholeh yang dilakukan diridhoiNya?. Rasanya jika dihitung amal kita tidak bisa dikatakan banyak, masih sedikit sekali. Mungkin terlalu sibuk memikirkan dunia, memikirkan kesejahteraan hidup hingga cinta kepadaNya menjadi nomor dua. Astagfirullah..

Baru-baru ini saya sedang mengamati seseorang, ia bisa dibilang cukup unik. Saya menjulukinya Si Penyembunyi Amal. Tapi ssst ini rahasia yaa :). Cuma saya dan pembaca yang mengetahuinya. Saya kagum sebenarnya, dia begitu rapi menyembunyikan amal kebaikannya yang sebenarnya sudah banyak sekali. Hanya saja dia membiarkan orang lain mengetahui sisi buruknya, kebiasaan anehnya bahkan sikap dan sifatnya yang tidak biasa. Berbeda sekali dengan orang kebanyakan yang suka sekali dengan pujian, ia anti pujian. Dalam diam berzikir, dalam kesunyian menangisi dosa-dosanya. Ia sangat rajin beribadah hanya saja ia tidak memperlihatkannya. Dan amal unggulannya adalah Qiyamul Lail.

Ngomong-ngomong soal evaluasi amal, saya bertanya pada diri, "Sudah berapa kali kamu mesra di sepertiga malam bersama Allah, Ken?" tentu jawaban saya tidak tau, sangat sedikit, tidak bisa dibilang banyak. Sedih rasanya. Benar sekali, indikator kita sedang dekat dan cinta pada Allah adalah seberapa sering kita menemuiNya dalam sepertiga malam. Si Penyembunyi Amal juga tidak menjawab, namun entah kenapa hati saya mengatakan ia sering sekali bermesra-mesra'an dengan Allah di sepertiga malam. Walau orang tidak pernah mengatakannya juga tidak pernah menyanjungnya, bahkan banyak orang mencibir dan tidak suka dengannya. Tapi kelembutan hatinya mengatakan ia sangat dekat dengan Allah. Bagi saya, dia sangat berhasil menyembunyikan amal kebaikannya.

Si penyembunyi amal sudah lama bersahabat dengan saya dan kali ini saya tercengang ketika ia mengatakan sesuatu pada saya bahwa seseorang tidak bisa dinilai dari apa yang dikatakannya saja, atau apa yang terlihat dari luar saja. Benar, bisa jadi ia sedang menyembunyikan amalnya sebagaimana manusia menyembunyikan aibnya. Dan hanya Allah yang berhak mengetahuinya. Saya belajar banyak sekali mengenai amal darinya,  dia begitu menginspirasi saya terutama bagaimana pentingnya kita bisa mengevaluasi apakah amal yang kita lakukan benar karena Allah atau ada selip bernama riya'?. 

Jadilah seperti gunung es di dalam lautan yang dalam. Hening tanpa kata tanpa harus menjelaskan betapa hebat dirinya.

Wallahu Alam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sabar Seluas Lautan dan Hati Sejernih Langit

Sekuat Apa Jika Kau Seorang Diri?

Sabar Seluas Samudra

Fitrah Based Education [Part 1]: 8 Fitrah Manusia

Mengapa Takut Pada Lara?