Untitled.

Bagaimana menerjemahkan perasaan bernama kesedihan.
Ia menggelayut begitu saja dalam relung hati.

Rasa-rasanya hati seperti dihantam begitu banyak tombak yang dalam.
Bagaimana menerjemahkan perasaan bernama penyesalan.
Ia menghampiri begitu saja dalam kokohnya jiwa. 
Rasa-rasanya jiwa seperti dipukul dengan banyak pedang yang dalam.



Bagaimana jika selama ini engkau salah menilai seseorang, karena satu sebab yang sebenarnya tidak sepenuhnya engkau yakini. Hanya opini yang menyeruak dan hanya anggapan yang kau ketahui.

Bagaimana jika selama ini engkau salah memandang seseorang, karena satu hal yang sebenarnya belum tentu kebenarannya. Hanya kisah yang dimainkan dengan perasaan.

Bagaimana jika setelah kau dengar dan kenali dengan seksama seseorang yang kau nilai itu ternyata benar dan baik, apakah kau akan sedih dan menyesal?.

Barangkali kesedihan tak akan pernah bisa diterjemahkan, barangkali juga penyesalan tak akan pernah bisa didefinisikan. Tapi Allah memberi jawaban dan petunjuk atas segala pertanyaan yang belum terjawab. Atas segala prasangka yang menodai hati.

Afwan jiddan, sungguh benar-benar afwan, tidak ada takdir yang tidak berhikmah bukan? Kita hanya manusia yang berusaha menjaga izzah untukNya. Bukan untukmu atau untuk siapa, tapi untukNya. Pemilik sebaik-baik hati.

Aku tidak pernah menilaimu buruk, bahkan salah. Hanya hatiku saja yang buruk, yang penuh prasangka dan noktah-noktah hitam. Namun aku sudah tau jawabannya, dan itu sungguh membuatku tidak hanya sedih namun menyesal tiada tara.

Bagaimana membalut lukamu yang sudah terlanjur sakit? Bagaimana mengobati hatimu yang sudah terluka? Aku tidak mungkin bisa. Hanya Allah yang bisa, karena Allah pemilik hatimu. Maka dekatkanlah hatimu pada Allah, ini caraNya agar kau lebih fokus padaNya.

Maka, semua ini.. Biarkan Allah yang menuntaskan. Biarkan Allah yang meredam. Aku yakin, Allah tidak mungkin memberi ujian tanpa sebuah hikmah. Tugas kita hanya tetap pada cintaNya saja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sabar Seluas Lautan dan Hati Sejernih Langit

Sekuat Apa Jika Kau Seorang Diri?

Sabar Seluas Samudra

Fitrah Based Education [Part 3]: Framework

Fitrah Based Education [Part 1]: 8 Fitrah Manusia