Seni Tak Pernah Salah

Seni tak pernah salah..

Anggapan ini tentu keliru. Bagi yang setuju dengan pernyataan ini tentu tak benar-benar memahami hakikat keindahan. Seni, sastra, budaya memang ciptaan manusia, terus bertumbuh dan berkembang mengikuti peradaban. Namun bukan berarti tak ada batas, koridor maupun aturan. Seni tidak boleh dipandang sebagai bentuk kebebasan. Maka jika kita menganggap seni tak pernah salah maka sekulerisme sudah menggrogoti darah kita.

Terkadang saya sedih melihat, membaca sebuah karya seni yang keluar jalur pakemnya. Keluar jalur atau batasan yang bernilai kemasyarakatan, kebaikan bahkan nilai2 kemaslahatan. Memang sih semua itu pilihan. Tapi bukankah seni juga milikNya? Bahkan lebih jauh lagi, kehidupan ini adalah milikNya. Apakah kita akan tetap bertahan dengan anggapan bahwa seni tak pernah salah?.

"Kamu terlalu konyol Ken.. mana ada seni berbatas? All the art is a free, ga ada yang salah. Kamu yang salah!". Well, ini adalah jawaban dari diskusi dengan seorang teman. Jadi memang benar yang disampaikan Bapak, bahwa berdakwah di kalangan seniman itu paling sulit, "kamu harus sabar, kalau mereka seniman sadar secara hati, mereka pasti tau bagaimana dan buat apa mereka berkarya". Benar yang dikatakan Bapak, berdakwah itu paling sulit jika masuk ke ranah seni. Banyak yang tidak setuju jika mengaitkan seni dengan keimanan. Tapi disinilah Fashbir Shabran Jamiila saya dipertanyakan :).

"Pelukis itu jarang ada yang sholih", pernyataan Bapak ini sungguh membuat saya tercengang. What? Maksudnya? "Kalaupun ada yang sholih, ia tidak banyak, kasi ke Bapak satu mana orangnya?". Waduh, ini adalah tantangan. Benar juga yaa, maybe penulis, penyanyi, film maker banyak yang sholih tapi untuk dunia lukis bisa dihitung dengan jari. Salah satu dari yang sedikit itu Bapak :). Insya Allah :). Namun, definisi sholih pun hanya Allah yang memiliki hal prerogatif bukan?.

Belakangan ini Allah menguji saya dengan binaan yang super duper cinta banget sama seni. Ada yang doyan sekali menggambar, ada yang hobi menyanyi bahkan dulunya adalah dancer. Subhanallah.. semoga takdir ini benar-benar membuat saya belajar bahwa berkesenian itu baik namun seni pun pernah salah. Seni tetap memiliki aturan, yaitu aturanNya.

to be continued..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sabar Seluas Samudra

Sabar Seluas Lautan dan Hati Sejernih Langit

Fitrah Based Education [Part 3]: Framework

Sibling Rivalry

Sekuat Apa Jika Kau Seorang Diri?