Setetes Nurani Berbingkai Kesabaran

“Orang yang bersabar dan suka memaafkan, sesungguhnya hal yang demikian itu sesungguhnya termasuk pekerjaan yang dilakukan dengan hati yang teguh.” (As-Syura: 43)
Assalammualaykum.. mentadaburri QS: As-Shaffat ayat 99-111 mengingatkan saya pada ketaatan nomor wahid dari Nabi Ibrahim serta kesabaran tiada tara oleh Nabi Ismail. Sungguh, betapa luar biasa Allah berikan hikmah kepada umatNya tentang sebuah kesabaran. Tentang sebuah makna yang banyak orang berkata itu tentu sulit, itu hanya dimiliki orang yang tak mau maju, dan itu hanya sifat yang acuh, tidak berdaya dan memiliki batas. Padahal makna dari sebuah kesabaran itu lebih luas dari seluruh samudra yang ada, lebih tinggi dari gedung tertinggi di seluruh dunia. Sabar itu setetes nurani yang dicelupkan dalam cinta Illahi. 

Barangkali sabar, bagi kebanyakan orang adalah sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Sabar ibarat cahaya yang bersinar, ia dapat menerangi hati siapa saja, masuk ke dalam kekosongan dan kegelapan pun bisa. Ia hadir seperti oase yang menyejukkan. Sabar melipatkan banyak keberkahan bahkan tidak mungkin kita bisa menghitung seberapa banyak keberkahan itu. Ia menembus dimensi apapun. Dan Allah sebaik-sebaik pemberi. Ingatlah kesabaran Siti Hajar yang berikhtiar mencari air untuk anaknya Ismail, berjalan dan berupaya hingga bukit Safa, sehingga barokah air terpancar, berapa banyak keberkahan dan buah dari kesabaran Siti Hajar? Yang air nya dapat menjadi sumber mata air bagi jutaan masyarakat dunia?. Kesabaran Siti Hajar menjadi bekal teramat baik sehingga menghantarkan wanita sholihah ini ke SurgaNya.
“Hai sekalian orang yang beriman, bersabarlah dan cukupkanlah kesabaran itu.” (Ali-Imran: 200)
Barangkali sabar dari segala problematika hidup membuat kita lupa akan banyak hal yang manis yang akan kita dapatkan kelak di akhiratNya. Berkumpul bersama para syuhada yang bersabar dan menguatkan kesabarannya dalam bingkai ketakwaan. Allah tentu akan menguji kita dengan banyak ujian, rintangan bahkan kesedihan. Semuanya melebur menjadi satu kesatuan dalam setiap perjalanan hidup manusia. Tidak ada yang sempurna bahagia, setiap dari kita memiliki kegelisahan masing-masing. Namun yang kita butuhkan cukup bersabar. Terkadang dengan bersabar, kelak kan kita kecup manisnya. 
“Sesungguhnya Kami akan memberikan cobaan sedikit kepadamu semua seperti ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, kemudian sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 155)
Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan? Dalam setiap detik kesabaran Allah janjikan keberkahan, dalam setiap langkah kesabaran Allah janjikan pahala yang teramat besar. Maka bersabarlah. Bersabarlah ketika orang-orang justru mengatakan "Sabar itu ada batasnya", bersabarlah ketika orang-orang justru mengatakan "Bagaimana mungkin bisa sabar?". 
“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu akan dipenuhi pahala mereka dengan tiada hitungannya -karena amat banyaknya.” (Az-Zumar: 10)

Maka, adakah yang lebih manis dari setetes nurani berbingkai kesabaran? Ia mengalir dalam setiap keberkahan dan kesantunan. Semoga kita termasuk orang-orang yang bersabar dalam keadaan apapun dan bagaimanapun. Aamiin :).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sabar Seluas Lautan dan Hati Sejernih Langit

Fitrah Based Education [Part 1]: 8 Fitrah Manusia

Fitrah Based Education [Part 3]: Framework

Ramadhan is loading...

Tak Ada Beban Tanpa Pundak