Orang Yang Cerdas

Apakabar hati? masihkah ia tertata rapi? Dalam barisan kebaikan yang membersamai? Apakabar amal? Masihkah menjadi yang terkawal? Dalam ikhtiar mencari bekal?. Pertanyaan ini tentu tidak bermaksud menyindir ikhwah fillah sekalian, hanya saja pertanyaan ini khusus ditujukan kepada penulis yang akhir-akhir ini merenungi setiap detik yang dilalui. Barangkali kita memerlukan jawaban dari setiap pertanyaan yang terlontar, bahwa hal ini berkaitan dengan kecerdasan seorang insan.

“Orang yang cerdas adalah orang yang memiliki tiga sifat; orang yang segera melakukan amal kebaikan, orang yang menunda-nunda angan-angannya dan orang yang mempersiapkan diri untuk kematiannya.” [Yahya Bin Muadz]
Orang yang segera melakukan amal kebaikan...
Amanah memang tidak pernah memilih pundak yang salah. Amanah tidak pernah salah melangkah. Ia bagian dari mozaik kehidupan. Bersegara ketika diberi amanah mungkin yang terkadang menjadi kendala. Tidak banyak dari kita yang ingin dan berlomba dengan cepat melakukan kebaikan. Ada saja yang menjadi pertimbangan bukan?. Pertimbangan keuntungan, keduniawian, kepentingan, dan pertimbangan lain. Ada saja yang kita pikirkan, padahal kindness itu sebenarnya mudah. Bersegara melakukan amal kebaikan, bersegera menjemput amal, bersegera dan jangan takut untuk mencoba. Hasilnya sungguh Allah pasti berikan yang terbaik. Tidak perlu risau memikirkan jika ini jika itu, gagal, tak berhasil, itu fitrah, dan akan selalu kita lalui. Bersegeralah melakukan amal kebaikan, karena itu yang bisa selangkah demi selangkah menuntun kita pada ridhoNya. 

Orang yang menunda-nunda angan-angannya...
Banyak diantara kita yang berangan-angan kosong, kalau begini pasti begini, kalau begitu pasti begitu, mengikuti nafsu diri yang tidak bersumber dari Illahi. Terlalu banyak berangan-angan tanpa ikhtiar dan tawakal sudah pasti tak bernilai dan bermakna. Namun barangkali sebagai manusia adakalanya kita bersikap demikian. Tentu segala yang menjadi cita-cita sebaiknya diikhtiarkan. Biarkan Allah yang menuntun ke JalanNya, tanpa kita sadari bahwa segala yang terjadi ternyata saling berkaitan. Allah selalu memberikan surprise terbaikNya pada saya, entah kenapa yang terjadi belakangan ini seperti saling berkaitan. Dunia ternyata selebar daun kelor , kata pepatah. Apa yang menjadi ikhtiar dan keikhlasan bertawakal menemukan jawaban-jawaban yang terduga. Intinya sebagai manusia kita semestinya menerima setiap kejutanNya dengan penuh kebahagiaan.

Orang yang mempersiapkan diri untuk kematiannya...
Lalu bagaimana dengan bekal dan persiapan kita untuk menghadapi kematian?. Rasanya masih jauh dari kata cukup. Semoga Allah berikan waktu yang cukup untuk kita menabung amal yang dapat menghantarkan kita kepada maghfirahNya, menjadi pemberat amal kebaikan kita di akhirat kelak. Apa yang sudah kita tabung? dihitung saja rasanya masih sedikit sekali. Mempersiapkannya pun seperti tak bergairah, padahal kematian bisa datang kapanpun dan dimanapun. Berbekalah dengan penuh semangat, selayaknya manusia yang hampir berdiri di bibir kematian. Bertobatlah dengan kesungguhan selama nyawa masih dalam genggaman. Sesungguhhnya semua titipan, dan akan dikembalikan kelak kepadaNya. Berlombalah untuk berbekal dan bersiap, selama tubuh masih kuat berjuang, selama semangat masih membara dan selama rahmatNya masih tersimpan. Jika seluruhnya hilang maka putuslah sudah harapan. Berbekalah sebanyak-banyaknya, bersiaplah sesiap-siapnya. Hingga waktu itu tiba. Tersenyum keharibaanNya.

Jadilah umatNya yang cerdas, ia kelak akan menemukan jawaban terbaiknya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sabar Seluas Lautan dan Hati Sejernih Langit

Sekuat Apa Jika Kau Seorang Diri?

Sabar Seluas Samudra

Fitrah Based Education [Part 3]: Framework

Fitrah Based Education [Part 1]: 8 Fitrah Manusia