Air Mata Dua Pertiga Malam


“Bangunlah, Cinta. Airmatamu bercahaya di dua pertiga malam....”
― Helvy Tiana RosaMata Ketiga Cinta
"Menurut Ken, apa indikator seorang manusia dicintai Allah?", tanya seorang ikhwah pada saya. Saya cukup lama berpikir, tersenyum simpul dan tertunduk. Sungguh, dicintai Allah adalah cita-cita nomor wahid bagi setiap manusia. Kemudian saya menjawab: "Menurut Ken, ketika Allah berikan keistiqomahan kepada hambaNya untuk bisa bangun Qiyamul Lail, berdoa dan menangis sejadi-jadinya, membaca kalamNya hingga bergetar dan berzikir hingga bibir tak mampu berucap.. Itulah orang yang dicintai Allah.. Karena mereka benar-benar pilihan". Saya merasa indikator inilah yang paling bijak. Tidak semua orang dicintai Allah dengan manis seperti ini, berdua denganNya di dua pertiga malam hingga hati bergetar dan air mata beranak sungai. Mereka yang bisa istiqomah Qiyamul Lail, mengharap ridhoNya adalah orang yang benar-benar pilihan. Maka jika satu hari saja Allah tidak membukakan mata kita di dua pertiga malam, maka seharusnya kita bertanya: "Kenapa Allah tidak membangunkan saya?".

Sebaliknya, apa indikator bahwa kita sebagai HambaNya mencintaiNya?. Ketika seorang hamba masih menangisi akan setiap noktah hitam bernama dosa, ketika seorang hamba berdoa memohon ampun kepadaNya dengan lirih tak berdaya, ketika air mata bersimpuh masih membekas di dalam dada, maka Allah masih menjadi yang pertama dan utama dicintai olehnya. Barangkali ini pecutan dan sindiran keras untuk penulis sendiri, bagaimana kabar cintamu kepadaNya. Masihkah menghujam sangat dalam? masihkah menjadi barisan pertama dalam kehidupan? Masihkah seluruh aktivitas menuruti syariatNya?. Barangkali kita diingatkan bahwa Allah masih setia mencintai kita, menutup seluruh aib kita yang ternganga penuh luka, walaupun kita sering tidak menjawab cintaNya.

terkadang air mata di dua pertiga malam 
ia mengiris perih nurani 
mengibas habis jendela hati
tak ada ruang kosong yang bercahaya
juga tangisan yang mengiba

terkadang air mata di dua pertiga malam
ia mengais segala pertaubatan
memohon sepenuh jiwa padaNya
tak ada kata terlambat
juga untuk cintaNya

*Renungan untuk Diri Sendiri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sabar Seluas Lautan dan Hati Sejernih Langit

Sekuat Apa Jika Kau Seorang Diri?

Sabar Seluas Samudra

Fitrah Based Education [Part 3]: Framework

Fitrah Based Education [Part 1]: 8 Fitrah Manusia