Sedih atau Pura-Pura Sedih? [Sebuah Perenungan]

Ramadhan sudah pergi Mbak..
Iya dek...
Kamu sedih?
Entah, ini namanya apa...
but, Aku sedih karena imanku terjun bebas...
Kenapa?
***

Entah,
Siapa yang bisa menilai tingkat kesedihan seseorang?. Apakah rasa sedih itu perlu diumbar sampai menjadi status di sosmed?. Heyyyy... aku sedih.. aku sedih... bulan Ramadhan berakhir dan aku tak tau bagimana nasib iman dan amalku. Jangan-jangan kita ini justru gegap gempita menyambut hari fitri, Bertemu dengan sanak saudara, makan opor ayam rendang plus camilan kue kering yang lezat. Apa dan siapa yang sebenarnya membuatmu sedih? Ditinggal Bulan berkah? ditinggal bulan Maghfirah? Bukankah selama Ramadhan kau masih saja bersantai ria, mana iman dan amalmu yang kau bilang akan kau usahakan?. Bahkan malam pun tak kau hidupkan. 

Aku sedih...karena imanku terjun bebas...
Baru saja hari pertama Syawal, kau tinggalkan mushafmu, lebih asyik bercengkarama dan mengobrol bersama sanak saudaramu. Menceritakan kisah-kisah masa lalu. Lagi-lagi hanya kau lirik mushafmu. Baru saja hari kemarin kau habiskan waktu berjuz-juz, bahkan kau khatamkan. Lalu semuanya habis begitu saja?. Lagi-lagi pemakluman. Ini kan Idul Fitri Mba, waktunya silaturahmi. Silaturahmi? Bukannya kembali kepada fitri adalah momentum lebih banyak bermunajat kepadaNya. lagi-lagi kita manusia. banyak menawar dan banyak sekali meminta padaNya.

Ya Rabbi,
Barangkali aku seperti mereka, barangkali aku sama seperti mereka. kesedihan ini tak bernilai. Dan hanya Engkau yang mengetahui. Apakah kau benar-benar sedih atau biasa saja. Apakah selama Ramadhan benar-benar berusaha dekat denganNya atau hanya pura-pura dekat hingga terselip riya juga keangkuhan. Astagfirullah, 

Apa yang lebih menyedihkan?
dari kepura-puraan jiwa
dari kepura-puraan hati
dari sifat hasad dan dengki

Apa yang lebih menyedihkan?
dari selip-selip riya
dari kesombongan
dari keangkuhan

Apa yang lebih menyedihkan?
dari kebaikan yang mengada
dari ketulusan yang tak pernah tulus

Apa yang lebih menyedihkan?
dari terputusnya rahmat Allah
dari dalam jiwa dan hatimu?

*Semoga Allah menguatkan hati dan jiwa ini untuk tetap dalam cintaNya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sabar Seluas Lautan dan Hati Sejernih Langit

Sekuat Apa Jika Kau Seorang Diri?

Sabar Seluas Samudra

Fitrah Based Education [Part 1]: 8 Fitrah Manusia

Mengapa Takut Pada Lara?