Sabar Menjadi Tong Sampah

Apa lintasan pertama dipikiran kalian tentang tong sampah? Bau? Busuk? Kotor? Sarang Penyakit? Menjijikkan?. Yap, maybe sebagian dari kita menilai demikian. Melirik saja tidak apalagi mengamati dengan seksama. Mendekat saja tidak apalagi mau bersahabat. Namun jika kita memiliki banyak sekali sampah, segala macam apapun jenisnya dengan setia kita melirik, mendekat juga bersahabat. Membuang sampah ke dalamnya, lalu pergi entah kemana. Membiarkan sampah itu dibawa oleh dinas sampah sampai ke tempat pembuangan akhir. Tak ada perhatian apalagi dipikirkan.
Bagaimana jika manusia menjadi tong sampah dari manusia lain?. Menjadi tong yang siap menerima curahan hati, cerita, emosi yang berkecamuk, keluhan bahkan tangisan yang meledak dari orang lain?. Tidakkah tong ini sungguh dibutuhkan?. Ini yang disebut anugrah. Menjadi kepercayaan orang lain untuk sebuah kata bernama Solusi. Setidaknya lebih baik dari sekedar tong sampah bukan?.
Menjadi tumpuan kepercayaan dalam suatu problem kehidupan rekan sekalian adalah sebuah amanah. Bila kalian hanya menjadi tong sampah saja yang siap dibutuhkan saat orang lain membutuhkan tumpahan perasaan maka bersyukurlah. Itu berarti kalian adalah orang-orang kepercayaan yang mampu memegang amanah juga problem solver terbaik.
Memang terkadang tidak mengenakkan jika si tong sampah ini menjadi pelerai dari sebuah pertengkaran, peredam emosi dari kemarahan, penghibur sejati dari kedukaan hati. Perlu sense of caring, mencerna baik-baik setiap permasalahan, memberikan ide solusi yang realistis, tidak mendayu-dayu dan jujur apa adanya.
Sabarlah mendengar dengan seksama berbagai cerita dan curahan hati dari sahabat, rekan kerja atau keluarga. Berusaha untuk stay cool dan bersikap biasa. Butuh latihan memang, butuh art memang. Tapi, niatkanlah untuk helping others. Bukankah manusia terbaik itu yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain?.
Tidaklah mengapa menjadi tong curahan hati banyak orang, biasakanlah untuk menjadi kind person bagi banyak orang. Tidak semua tong sampah itu buruk bukan? Ada tong sampah khusus yang baik. Menampung sampah yang akan diolah menjadi barang bernilai dan berharga. Bahkan namanya juga keren yaitu bank sampah.
So, jangan takut menjadi tong sampah. Jadilah pendengar yang baik dan problem solver terbaik. Nice try!.
*Perenungan Akhir-Akhir ini dari penulis bahwa tidak selamanya menjadi tong curahan hati orang lain itu memusingkan, bisa jadi ini semacam amanah juga kepercayaan mendalam. Belajar jadi the best problem solver :). Alhamdullilah Ala Kulli Haal :).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sabar Seluas Lautan dan Hati Sejernih Langit

Sibling Rivalry

Sabar Seluas Samudra

Fitrah Based Education [Part 3]: Framework

Laut tak pernah meninggalkan pantainya :)