Menahan Tegar di Ujung Mata

mencoba tak berkedip
menahan tegar di ujung mata
hingga kau pun tak kuasa
berderailah airmata
[Munsyid: Shaffix]


Terkadang, diam adalah jawaban terbaik dari segala pertanyaan yang terus menerus dilantunkan. Terkadang, tidak menjawab adalah jawaban paling baik ketika justru dengan menjawab akan menyakiti. Diam bukan berarti cuek juga bukan berarti tidak peduli dan tidak perhatian. Bisa jadi diam karena sedang mengamati atau sedang berpikir. Jadi, diam dan tidak menjawab bukan berarti salah kan?.

Memang, menjadi orang di pertengahan itu terkadang tidak enak. Mengetahui segala kisah dan berusaha untuk menjadi penengah, berusaha untuk memberikan solusi tetapi tidak menyakiti juga berusaha untuk bersabar atas segala amanah dan kepercayaan ini. Jika orang-orang menanyakan kisah itu, diam adalah jawaban terbaik. Tetap keep the story dan berusaha bersikap biasa, menganggap tidak ada apa-apa namun sejujurnya sedang apa-apa.

Terkadang, justru dipersalahkan dalam kisah ini juga sudah biasa. Biarlah segalanya berjalan seperti apa adanya. Bahwa kebenaran adalah hal yang selamanya selalu terdepan. Bukankah sebagai umatNya sudah selayaknya kita meyakini itu?. Memang, menjadi bunga dalam kaktus berduri tidak selamanya indah, ia berjibaku dengan keringnya gurun di tengah padang pasir, tanpa oase yang menyegarkan. Namun taukah bahwa Allah sedang menguji kesabaran juga keimanamu? Sebesar apa cintamu kepadaNya. Apakah kau terus mengingatnya dalam setiap hela napasmu?. “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram” (Qs Ar-Ra’du 28)". 

Tashobbur, mungkin itu kuncinya. “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (Qs. Al-Baqarah 153)". Berusaha untuk bersabar atas segala yang terjadi, walau sejujurnya ada ketegaran yang sedang ditahan dalam hati, jangan sampai keluar di ujung mata. Allah lah sebaik-baik penjaga dan Allah sebaik-sebaik tempat mengadu. Cukuplah Allah sebagai satu-satunya yang menolong dan meneguhkan hati :). “Hanya kepada-Mulah kami menyembah, dan hanya kepada-Mulah kami meminta pertolongan” (QS. Al Fatihah 5)"

Allah Ta’ala berfirman, “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kami” (QS. At Taubah: 40).

*Tegar di Jalan Dakwah itu anugerah, biarlah ia bertahan di ujung mata :) Menetes pun tak apa, asal itu karenaNya, asal itu perasaan cinta teramat sangat kepadaNya.

Komentar

cerita sang putri mengatakan…
Dalam diam teriring berjuta kata yang mungkin tak dimengerti orang lain

Postingan populer dari blog ini

Sabar Seluas Lautan dan Hati Sejernih Langit

Sibling Rivalry

Sabar Seluas Samudra

Fitrah Based Education [Part 3]: Framework

Laut tak pernah meninggalkan pantainya :)