LONELINESS: Untuk Mereka Yang Berada di Ring 1

Assalammualaykum ikhwah, jumat barokah :) Banyak hal sebenarnya yang ingin penulis share disini. Kemarin malam saya merenung dalam-dalam. merasakan Loneliness yang mendera. Selepas menjenguk teman terbaik di rumah sakit, saya duduk dalam kesendirian di rumah sakit menunggu bus datang, melihat lalu lalang orang merintih kesakitan, melihat pengunjung yang sedang membesuk, berjalan sendirian dari satu simpang ke simpang lainnya, sendiri... dan hanya Allah dihati. Kemudian saya tersadar, ternyata loneliness itu tidak enak, tidak nyaman ya?. Padahal cuma berjalan saja dari simpang 1 menuju simpang 6 yaa. Bagaimana jika hidup tak memiliki kawan baik, saudara yang setia atau bahkan dukungan masyarakat ya?.

Well, actually tidak masalah jika kemandirian itu adalah sebuah prinsip. Masing-masing manusia memiliki kecenderungan untuk ingin hidup mandiri. namun alangkah malangnya jika segala kemandiriaan itu mengakibatkan manusia menjadi egosentris, melupakan fungsi sosialnya sebagai manusia yang bermasyarakat. kalo dalam bahasa dakwah, kita tidak hanya menjadi pribadi yang sholih sholihah secara pribadi namun juga sholih sholihah secara sosial. oleh karena itu Rabthul'Am sangat diperlukan untuk menghubungkan hati-hati yang terserak, merekatkan ukhuwah juga meningkatkan rasa sayang.

Maybe beberapa diantara kita sangat fokus pada Ring 1, maksudnya dalah terlalu fokus pada keluarga inti. Hidup hanya sekedar bekerja dan fokus pada keluarga inti. tidak mau berkarya, tidak mau srawung, dengan tetangga saja tidak saling menyapa. tidak pernah ikut kegiatan sosial kemasyarakatan, cukup dalam kemandirian. Biasanya, orang-orang yang masuk kategori ring 1 ini enggan bekerja sama dengan orang lain, introvert, gampang tersinggung, anti sosial Dan tak bisa menerima kritik juga saran orang lain. Maybe karena tak pernah bermasyarakat yaa.

Saya termasuk orang yang fokus pada Ring 1 namun tidak melupakan fungsi sosial dalam bermasyarakat. Ring 1 atau keluarga inti adalah mereka yang selalu dinanti. Mereka alasan terindah dalam memperjuangkan hidup. Alangkah bahagianya bukan bisa membersamai Bapak, Ibu juga adik-adik? Saya Kira kebanyakan orang setuju bahwa mencintai mereka, mensejahterakan mereka adalah bagian dari membangun peradaban. Seorang anak pasti ingin Bapak Ibu nya bahagia dunia akhirat, melihat anaknya sukses, tidak hanya sukses dunia juga sukses akhiratnya. Seorang kakak pasti juga ingin menghantarkan adik-adiknya menuju gerbang kesuksesan. Melihat mereka rajin ibadahnya Dan istiqomah ngajinya. Begitu pula yang menjadi fokus saya pada saat ini, mengantarkan mereka pada cintaNya.

Namun bagi saya, fokus pada ring 1 saja tidaklah cukup. Bayangkan jika keluarga kita bahagia Dan harmonis, namun masyarakat sekitar kita porak poranda. Apakah kita masih dibilang bahagia Dan harmonis? Saya rasa tidak. Oleh karena itu perlu adanya kesholihan sosial tadi. Berdampingan dengan masyarakat, berdakwah dengan santun melalui bahasa yang mereka pahami. Bukankah Sebaik-baik manusia adalah Yang bermanfaat bagi orang lain?. Karena dengan bermanfaat untuk orang lain kita tidak akan pernah loneliness, justru kita bisa menjadi lebih berkembang dengan karya-karya kita yang gemilang :).

Menjadi bagian dari perubah peradaban dengan bekerja di lembaga kemanusiaan nasional adalah kebahagiaan bagi saya. Bekerja tidak hanya bekerja saja namun menjadi bagian dari panggung kehidupan bagi banyak orang. Memandirikan umat Dan menebar kepedulian. Nah, bagaimana dengan ikhwah sekalian? Masihkah loneliness Dan terjebak dalam ring 1 saja? Saya rasa selama Allah masih menjadi yang pertama Dan utama di hati tentu kita akan berbuat lebih banyak untuk sesama   bukan?. Yuk buat bahagia mereka dengan lebih banyak karya Dan ilmu untuk mereka. Ayooo bergerak Dan bantu :).

*Terinspirasi Dari A Tribute By Kek JamilAzzaini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sabar Seluas Lautan dan Hati Sejernih Langit

Sabar Seluas Samudra

Sibling Rivalry

Fitrah Based Education [Part 3]: Framework

Laut tak pernah meninggalkan pantainya :)