Belajar Dari Daun

Hai Daun, Ajari aku tarian terpa angin, yang selalu bersanding dengan zikir...

Hai Daun, sedang apa kau ketika angin menerpamu dalam kesunyiaan? Aku tau, kau sedang menari bersama ranting, melantunkan zikir-zikir yang merdu, tentu kau tujukan pada penciptaMu. Hai Daun, bahkan kau tak pernah marah dan membenci pada angin sekalipun kau berpisah dengan rantingmu, dengan pohonmu, dengan akarmu yang menghujam kuat ke dalam bumi.

Hai Daun, kenapa kau tak pernah berhenti berzikir? padahal kau sudah jauh dari pohonmu? Kau pergi entah kemana, kau bersafar bersama angin yang membawamu. Kenapa kau tak pernah menyerah? Sekalipun kau kering dan tak hidup? sekalipun kau basah dan tak cantik, sekalipun kau hancur berdebur?. Kenapa kau tak pernah membenci angin yang membawamu, padahal kau tau kau bisa memilih untuk tetap tinggal bersama rantingmu, menari mesra saat angin menerpamu.

Hai Daun, kau kini lusuh tak indah, tak ada pasang mata yang mau melihatmu. Kau tak lagi bersama bunga yang elok jelita, kau juga tak lagi bersama daun lain yang masih segar. Kau kini bersama daun-daun kering tak bernyawa, kau kini masuk keranjang sampah. Bersama dengan daun kering yang berserakan lainnya. Kau sudah hancur... Sudahlah, menyerah saja, bukankah tak ada lagi yang berteman denganmu? kenapa kau masih saja melantunkan zikir-zikirmu?.

Hai Daun, aku terpana melihatmu tak pernah goyah, kau juga tetap berjuang walau sudah masuk keranjang sampah. Kini kau dilihat banyak pasang mata. Aku heran, kenapa kau begitu teramat mahal? Berderetan di etalase handycraft yang sangat unik dan indah. Oh, ternyata kau menjelma menjadi sesuatu yang begitu indah... dan kau tetap sama, tak pernah berubah, kau selalu dan selalu berzikir :).

Hai Daun, Ajari aku tarian terpa angin, yang selalu bersanding dengan zikir...



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sabar Seluas Lautan dan Hati Sejernih Langit

Sibling Rivalry

Fitrah Based Education [Part 3]: Framework

Laut tak pernah meninggalkan pantainya :)

Sabar Seluas Samudra