The Highly Appreciated


Assalammualaikum readers, lama sekali tidak menulis rasanya rindu pada kata demi kata yang biasanya terurai begitu gamblang dari hati melalui tulisan. Belakangan ini, saya sedang dihadapi dengan banyak sekali rekan yang menumpahkan perasaan dukanya kepada saya atau sekedar berkeluh kesah tentang ini dan itu, tentang kehidupan yang begini dan begitu. Terkadang, kita perlu mendengarkan dengan seksama sahabat-sahabat kita sebagai bentuk menghargai mereka. Walau terkadang ada hal yang sebenarnya tidak kita setujui, tapi baiklah manusia fitrahnya adalah ingin dihargai dan diperhatikan. Well, tulisan kali ini adalah lintasan hati saya mengenai Appreciation to others.

Teringat pada tulisan Goenawan Muhammad yang mengatakan bahwa:
“Ketika tindakan besar nyaris tak ada, tindakan kecil tak ada salahnya dihargai.” 

Atau dari beberapa buku psikologi positif yang sedang sering saya baca baru-baru ini. Bahwa benar, seseorang yang haus kasih sayang biasanya ia akan berlaku lebih attractive, mencari-cari perhatian agar diperhatikan. Atau sengaja bertanya untuk mengetahui responnya bagaimana. Mereka cenderung ingin sangat dihargai, suka dengan pujian dan butuh dicintai. Biasanya begitu. Itupun dari buku yang saya baca, dan bertemu langsung dengan orang yang berkarakter demikian. Tidak ada salahnya kita menghargai hal-hal kecil yang mereka lakukan. Maybe dengan memuji "Masya Allah... karyamu bagus sekali", "Wah, great job!", "Hmm, Keren Banget, Suka deh" atau bahasa-bahasa lainnya. Yang pasti dengan perasaan tulus ya, bukan sekedar basa-basi.

Terlebih lagi saya bukan tipe orang yang suka dengan penghargaan, bagi saya kepekaan dan rasa cinta lah yang paling penting dalam berukhuwah. Mungkin karena saya hidup di lingkungan yang penuh cinta jadi penghargaan tidaklah terlalu penting. Barangkali benar, sebelum kita menghargai orang lain, kita perlu belajar menghargai diri sendiri. Contohnya lebih tepat waktu, jujur dan sabar. Nah untuk menghargai orang lain, dengan memahami karakter saja sudah bisa disebut respect. Paling tidak kita tidak menyakiti hati sahabat-sahabat kita.

Stephen R. Covey dalam buku "First Things First" Maslow merevisi teori The Hierarchy of Needs-nya ia menyatakan bahwa aktualisasi diri bukanlah kebutuhan terakhir yang dibutuhkan manusia, tetapi masih ada tingkatan yang lebih tinggi yaitu Self Transcendence. Artinya, hidup itu punya suatu tujuan yang lebih tinggi dari dirinya (living for a purpose higher than self). So, sebenarnya Living for a purpose higher than self itu penting. Tidak harus kita mengaktualisasi diri dengan keinginan berlebih mendapat penghargaan atau pengakuan.

Nah, ada beberapa tips yang bisa kita praktekkan untuk dapat membina hubungan baik dengan sesama agar memunculkan "The Highly Appreciated", Nice try:
1. Bersikap Ramah 
2. Memberi Dukungan
3. Tidak Menyindir
4. Peka terhadap perasaan orang lain
5. Tidak memaksakan kehendak
6. Hargai pendapat orang lain
7. Perhatikan kesukaan dan ketidaksukaan orang lain
8. Saling memahami karakter
9. Tidak membicarakan kejelekan orang lain
10. Saling menyayangi

Semoga ke 10 tips diatas dapat kita praktekkan yaa. Aamiin. Kuncinya, sebelum ingin dihargai, belajar membina hubungan baik dengan sesama yuk ^^.
”Tidak termasuk golonganku orang yang tidak menyayangi orang yang lebih muda, dan tidak mengerti hak-hak orang yang lebih tua. Bukanlah termasuk golonganku orang yang menipu kami.Seorang mukmin tidak dikatakan beriman sehingga ia mencintai orang mukmin lain, seperti mencintai diri sendiri.” (HR.Thabrani)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sabar Seluas Lautan dan Hati Sejernih Langit

Sibling Rivalry

Sabar Seluas Samudra

Fitrah Based Education [Part 3]: Framework

Laut tak pernah meninggalkan pantainya :)