Mempersiapkan Hidup Setelah Kematian

"Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS, Al-Munafiqun, 63:11)
Assalammualaykum Ikhwah, Apakabar hari ini? Sungguh dunia sedang berduka saat ini. Sebuah Crane jatuh menimpa jamaah haji di Masjidil Haram, Makkah. Dari beberapa korban yang wafat, dua diantaranya adalah warga negara Indonesia. Masya Allah, sungguh kematian yang indah, menghadap kepadaNya dalam keadaan sedang beribadah hingga Allah memanggilnya disaat iman sedang membuncah dalam dada. Belum lagi konflik di Suriah yang berkepanjangan sehingga memaksa warganya mengungsi untuk mencari perlindungan. Sungguh tahun yang penuh kedukaan.

Semoga seluruh korban yang wafat atas jatuhnya Crane di Masjidil Haram mendapat kemuliaan surgaNya, mati syahid di jalanNya, diampuni seluruh dosa-dosanya. Seperti halnya warga Suriah yang wafat ketika hendak mengungsi, tenggelam di tengah samudra, kelaparan yang mendera hingga terbunuh dalam perang. Subhanallah, inikah cara Allah mengingatkan pada kita terutama kepada penulis bahwa kematian tidak mengenal apapun, dengan bagaimanapun atau siapapun, sudahkah bekal kita cukup?.
"Katakanlah: Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh”. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (QS Ali Imran, 3:154)
Peristiwa jatuhnya Crane di Mekkah mengingatkan saya betapa sungguh kematian amat dekat dengan kita. Pernahkah kita memohon kepada Allah bagaimana akhir hidup kita? Dengan cara bagaimana? Sekiranya Allah meridhoi, wafatkanlah kami dalam keadaan teramat sangat cinta padaMu Ya Rabb, dalam keadaan iman yang membuncah dalam dada, dalam keadaan khusnul khatimah, dalam keadaan mencintai dakwah yang teramat sangat, dalam keadaan bekal yang cukup untuk menghadapMu dan dalam keadaan bahagia karena bertemu denganMu Ya Rabb. Akankah Allah memberikan karunia kepada kita kematian yang indah layaknya syuhada yang tersenyum bertemu denganNya?. Sudahkah bekal kita cukup sementara dosa-dosa kita seperti debu-debu yang beterbangan, tak kasat mata namun menggunung. Astagfirullah, Faghfirlii Ya Allah... 

Cara terbaik untuk menghadapi kematian adalah mempersiapkannya sebaik mungkin. Berikhtiar sebaik mungkin untuk menghadapinya. Hidup ini ibarat kita sedang berlatih untuk hidup sesungguhnya di akhirat kelak. Rasanya sedih jika mengingat betapa bekal kita menghadapnya sedikit sekali namun dosa-dosa kita banyak tak terbendung. Ya Allah, masihkah ada kesempatan untuk kami memperbaiki segala noktah hitam di hati, segala amal yang kosong, segala waktu yang terbuang sia-sia, segala dosa yang pernah kami perbuat. Faghfirlii Ya Rabbi...
Orang mukmin yang paling cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling bagus persiapannya untuk menghadapi kematian. Mereka semua adalah orang-orang cerdas” (HR. At-Tirmidzi)
Terima kasih atas seluruh hikmah yang Engkau berikan kepada kami yang masih bernapas tanpa tersengal, berjalan tanpa rintangan ini. Perkenankan kami untuk terus mengingat kematian dan mempersiapkan kematian dengan sebaik-sebaiknya. Semoga Engkau mewafatkan kami dalam keadaan khusnul khatimah seperti syahidnya para syuhada yang wafat dalam keadaan sangat mencintaiMu, Ya Rabb. Ampuni kami yang lalai, ampuni kami yang penuh dosa ini. Faghfirlii Ya Rabb. Ijinkan kami mengecup manisnya telaga kausar dan berkumpul dengan para syuhada di akhirat kelak. Aamiin.
“Perbanyaklah mengingat penghancur segala kelezatan (dunia). Yakni kematian.” (HR. At-Tirmidzi dan An-Nasa’i)
Kelak, kami ingin menjumpaiMu dengan bahagia, bertemu dengan umatMu yang sangat mencintaiMu, merasakan manisnya telaga kausar yang melegakan dan merasakan indahnya surga yang Engkau janjikan. Aamiin. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sabar Seluas Lautan dan Hati Sejernih Langit

Fitrah Based Education [Part 1]: 8 Fitrah Manusia

Fitrah Based Education [Part 3]: Framework

Ramadhan is loading...

Tak Ada Beban Tanpa Pundak