Derai-Derai Hujan
Aku suka hujan. Aku bebas mengutarakan rindu kepada Rabb Semesta Alam, aku lantunkan setiap harapan dan doa pelipur lara kepada Allah Sang Maha Segalanya. Aku tau setiap bulir yang menetes dari langit adalah Rahmat dan karuniaNya, derai hujan di luar sana mengingatkanku betapa Allah sungguh maha baik, Allah tumbuhkan segala jenis tanaman dan dengannya manusia meniti kehidupan.
Aku suka rintik hujan. Aku bebas menari dalam derai-derai hujan, mengiba pada Illahi dalam derasnya air mata pertaubatan. Ah, hujan memang baik. Bahkan air mata pun bisa disembunyikan. Semakin deras semakin keras hati ini berkata. Aku ingin lega.
Aku suka gerimis. Aku bebas menengadah ke langit, membiarkan hujan jatuh ke pipi, membasahi wajahku dengan mimpi. Membasahi jemariku dengan segala keinginan diri. Ah, sungguh mesra. Semesra angin yang bergelayut manja pada daun-daun kering. Membiarkannya jatuh begitu saja. Mengikhlaskan segalanya.
Aku suka bau hujan, bau hujan menyentuh tanah yang gersang. Aku suka membaui hujan, sungguh betapa menyegarkan tatkala hujan membasahi bumi. Derainya mengisyaratkan bahwa sesungguhnya tidak ada hujan yang menyengsarakan, yang ada justru membahagiakan.
Hujan mengingatkanku pada rona haru sore itu, berlarian mengejar hujan, waktu mustajab untuk melantunkan harapan, waktu terbaik untuk saling mendoakan. Derai-derai hujan serupa warna rindu yang bersemayam dalam kelopak mata sang perindu.
Allahumma Shoyyiban Naafi'an, Ya Allah turunkan lah hujan yang bermanfaat yang dengannya manusia senantiasa bersyukur, yang dengannya pula manusia senantiasa mengambil pelajaran.
Hujan yang membahagiakan,
Desember 2017
Komentar