Barakallah Fii Umrik Mutia
Barakallah fii umrik my dearest Mutia Desi Prihandini, sahabat terbaik yang selalu mempercayai setiap mimpi-mimpi ku ketika semua orang meragukan mimpiku. Terima kasih telah begitu sempurna menjadi kawan sekaligus tempatku bercerita panjang lebar mengenai cinta dan cita.
"Maka, jika dada begitu sesak karena semakin banyak amanah yang harus kau jalani, semakin banyak hajat yang ingin kau tunaikan, semakin banyak hal yang dipikirkan, sehingga kau tak punya waktu untuk mengiba begitu dalam kepadaNya, istighfar adalah sebaik-baik doa. Maka, lantunan sayyidul istighfar setidaknya menguatkan hati dan menyemangati raga.
Bertambahnya umur terkadang membuat kita lupa hakikat diri, bahwa setiap manusia sejatinya sedang menyulam kain kafannya sendiri. Dan dunia hanyalah satu tetes dari celupan air sebentang samudera. Kita kadang lalai dengan tugas sesungguhnya kita di muka bumi, menjadi UmmatNya yang taat, menjadi khalifah yang tak pernah ragu ber amar ma'ruf nahi mungkar. Bertambahnya umur pula membuat kita semakin khawatir dengan takdir di masa depan, padahal kita tau Allah telah menjamin. Ah, manusia sepatutnya melakukan khilaf dan salah. Rasanya, semakin banyak doa yang ingin sekali dilantunkan kepada Sang Maha Esa ya say?.
Ada satu ungkapan Ibnul Qoyyim Al Jauziyah favoriteku say, "Bila engkau ingin berdo'a, sementara waktu yang kau miliki begitu sempit, padahal dadamu dipenuhi oleh begitu banyak keinginan, maka jadikan seluruh isi do'amu istighfar, agar Allah memaafkanmu. Karena bila Dia memaafkanmu, maka semua keperluanmu akan dipenuhi oleh-Nya tanpa engkau memintanya."
"Maka, jika dada begitu sesak karena semakin banyak amanah yang harus kau jalani, semakin banyak hajat yang ingin kau tunaikan, semakin banyak hal yang dipikirkan, sehingga kau tak punya waktu untuk mengiba begitu dalam kepadaNya, istighfar adalah sebaik-baik doa. Maka, lantunan sayyidul istighfar setidaknya menguatkan hati dan menyemangati raga.
Allahumma Anta Robbii… Laa ilaaha illaa Anta. Kholaqtanii. Ana ‘abduka. Ana ‘alaa ahdika wa wa’dika mastatho’tu. a’uudzu bika min syarri shona’tu. abuu-u laka bini’matika ‘alayya. wa abuu-u bidzambii. faghfirlii. fa-innahuu laa yaghfirudzdzunuuba illaa Anta.
Sejak kamu dipindahtugaskan ke Jakarta, aku sungguh kehilangan teman berdiskusi. Soal buku, sastra, seni atau peran sosial kita terhadap masyarakat, yang mungkin tidak semua teman memahami betapa aku mencintai dunia itu. Waktu kita traveling bareng ke Jogja dan Bandung ada satu pesanmu yang terus kuingat "Saatnya memikirkan masa depan, saatnya memikirkan diri sendiri, jangan terlalu sibuk memikirkan bahagia orang lain sehingga bahagiamu sendiri terlupakan". Jazakillah khair atas peringatan itu, kini aku sadar betapa aku terlalu sibuk dengan dunia orang lain. You know, kamu benar, aku terlalu peduli dan perhatian dengan orang lain, karena rasanya pengen ngasi banyak cinta dan kasih sayang ke orang banyak tapi disisi lain, aku kadang mengabaikan diri sendiri.
Jazakillah ahsanal jazza atas kebaikan dan perhatian selama kita bersahabat, terima kasih telah begitu berdaya dan sabar denganku yang suka cerita ini, terima kasih selalu menyemangati dan percaya pada mimpi-mimpi ku yang kelak benar-benar akan terwujud. Aku masih setia dengan mimpiku, to be good writer, begitu pula denganmu, semoga Allah sempurnakan ikhtiarmu dan mewujudkan cita-citamu. Yuk muhasabah bareng.
sukses dunia akhirat ya say, kelak semoga kita dipertemukan juga di surgaNya sebagai sahabat yang mencintai ketaqwaan. Aamiin.
sukses dunia akhirat ya say, kelak semoga kita dipertemukan juga di surgaNya sebagai sahabat yang mencintai ketaqwaan. Aamiin.
Komentar