Ruang Imaji

Aku seperti kerani dalam ruang imaji yang berdegup kencang dikala malam menjelang. Aku seperti lebah yang tersengat bunga di taman, jauh dari kemarin aku sebenarnya sedang melanglang.

Aku seperti mercusuar dalam pelabuhan jiwa dikala mata tak seharusnya iri pada hati. Mungkin hati lebih mula menangkap radar ketimbang mata yang hanya bisa menimbang.

Aku seperti air dalam kaktus berduri, selalu bersembunyi lebih parau. Aku bukan daun jati yang tegak berdiri, menopang segala semilir rindu yang bersemayam dalam kalbu.

Aku seperti mengais-ngais lembaran sunyi, sepi kubuat sendiri. Aku bukan matahari yang rela menunggu datangnya pagi. Karena riak ini hanya aku yang berpuisi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fitrah Based Education [Part 3]: Framework

Fitrah Based Education [Part 1]: 8 Fitrah Manusia

Kita Tidak Bisa Memilih, Tapi Bisa Memutuskan

Hatiku Bukanlah Baja

Would The World Be Better Without Islam? Absolutely No!