Love You, Ibu Sayang :)

Ibu, aku mencintaimu..
seperti cinta matahari kepada buminya
takkan pernah lelah bercahaya

Ibu, aku mencintaimu..
seperti cinta laut kepada airnya
takkan pernah mampu kering selamanya

Ibu, aku mencintaimu..
tapi mungkin tak akan pernah mampu sebesar cintamu..

Ibu, menurut Niken hari Ibu itu tidak hanya 22 Desember. Setiap hari seharusnya menjadi hari terbaik bagi seorang anak dengan Ibunya. Bersyukur rasanya Niken masih tinggal dengan Ibu, setiap hari bertemu, saling ngobrol bahkan semua yang Niken rasakan tumpah ruah di hadapan Ibu. Ibu selalu tau apa yang sedang Niken rasakan. Kalo Niken lagi sedih Ibu selalu tau, padahal Niken uda ngumpetin perasaan sedih itu. Begitu sebaliknya kalo Niken seneng, Ibu juga pasti yang pertama tau. Kalo Niken sakit Ibu selalu tegas tapi sebenarnya kawatir. "Kamu harus kuat, Nak.. Jangan nangis!".

Pantas saja Bapak mencintai Ibu amat sangat, sampai di usia senja pun Bapak begitu mencintai Ibu. Padahal siapa coba yang bisa hidup bersama seniman seperti Bapak? Memiliki dunianya sendiri, pekerjaan yang tidak tetap dan sering keluar kota. Ah, Bapak Ibu memang romantis, kalian selalu menjadi role model Niken. Bapak tau bagaimana caranya memuliakan Ibu pun Ibu tau bagaimana menyentuh hati Bapak yang cuek dan kadang moody itu. Ibu tidak hanya istri yang luar biasa untuk Bapak namun Ibu juara satu sedunia untuk kami, anak-anak Bapak Ibu.

Ibu hebat banget, mendidik dan membesarkan kami tanpa seorang pembantu. Mengerjakan seluruh aktivitas rumah tangga tanpa seorang pembantu. Terima kasih telah menjadikan kami anak-anak yang mandiri. Terima kasih tidak pernah memaksa kami seperti orang tua yang lain. Ibu selalu mendukung apapun pilihan anak-anaknya. Niken memilih still to be Humanitarian dan Ibu sangat mendukung. Dek Bre memilih untuk menjadi PNS, Ibu bangga luar biasa. Dek Arya yang seorang design grafis tapi hobi stand up comedy dan menyanyi pun tidak pernah dilarang. Apalagi dek Sasa yang memilih untuk menunda kuliah untuk bekerja juga Dek Zahid yang enjoy bekerja di radio. Ibu tidak pernah menuntut maupun melarang kami. Ibu hanya memberi nasehat terbaik dengan sangat bijak. 

Terima kasih atas ketegasan Ibu mengenai bagaimana kami harus bersikap dan menghargai orang lain. Karena ketegasan Ibu kami belajar untuk memperlakukan orang lain seperti Ibu memperlakukan orang lain. Penuh cinta dan penuh sayang, saling memberi hadiah dan memiliki empati yang tinggi. Terima kasih Bu, atas segala cinta dan kasih sayang yang tak mungkin bisa kami balas dengan sempurna. Terima kasih atas kelembutan hati dan teladan terbaik yang Ibu berikan kepada kami. Terima kasih atas setiap waktu dan kesempatan yang Ibu berikan kepada kami. Terima kasih atas segala peluh, air mata dan kesakitan yang pernah Ibu rasakan untuk kami.

Terkadang di kala malam datang, Niken suka lihat wajah Ibu ketika tidur. Wajah teduh yang penuh kelembutan. Suatu saat Niken pasti akan merindukan kecupan manis dari Ibu, tangan lembut dari Ibu ketika kita bergandeng tangan juga pelukan hangat dari Ibu. Semoga kita tetap bisa romantis ya Bu. Walau kelak Niken memiliki suami, Niken pengen tetep bisa mesra dengan Ibu. Ngobrol soal kehidupan, cerita sampai tertawa dan menangis bersama, saling memberi hadiah. Semoga kita bisa berangkat haji bareng ya Bu :). Semoga Allah berikan kemuliaan penghuni surga untuk Ibu tercinta. 

Terima kasih Bu, telah menjadi mercusuar hati kami yang tak pernah lekang oleh waktu..
I love You Coz Allah Bu, semoga Allah ridhoi hingga surgaNya :).

Your Daughter
With Love

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fitrah Based Education [Part 3]: Framework

Fitrah Based Education [Part 1]: 8 Fitrah Manusia

Kita Tidak Bisa Memilih, Tapi Bisa Memutuskan

Hatiku Bukanlah Baja

Would The World Be Better Without Islam? Absolutely No!