Belajar dari Persahabatan Bapak: 4-E

"Nak, Bapak ingin dikenang sebagai budayawan yang karyanya bermanfaat"
"Bapak sudah banyak berkarya, bahkan di usia senja"
"Bapak pengen bikin Serial 4-E"
"Ide Bagus Pak, Niken tunggu.. Pasti banyak yang nungguin juga"
"Nanti ya, setelah tulisan Rendra selesai"
"Siap Big Boss :)"
Kagum. itulah yang hanya bisa saya katakan. Bapak benar-benar seniman yang mencintai Allah dengan teramat sangat. Berkarya sejak kecil hingga di usia senja. Entah, baru kali ini Bapak bercerita panjang lebar tentang sahabat-sahabat sejatinya. Maybe, karena dulu bapak jarang sekali di rumah, berkelana mengelilingi Indonesia. Menyampaikan seni dan budaya yang sangat dicintainya. Hari ini bapak bercerita tentang ke 4 sahabatnya yang baru saya ketahui detailnya. Ya, disebut 4-E, sahabat yang tak lekang oleh jaman, Emha Ainun Najib, Ebiet G Ade, EH. Kartanegara dan Eko Tunas, Bapak saya.
Bapak begitu mencintai seni, Bapak sering bilang kalo Islam begitu mencintai seni. Begitu juga dengan sahabat-sahabat Bapak, semuanya mencintai seni. Saya hampir tidak pernah bertemu sahabat Bapak yang tidak suka seni. Semuanya cinta sekali. Pelukis, Penulis, Penyair, Penyanyi, Fotografer, Musisi, Sutradara, Aktor, Pemain Wayang sampai Wartawan Kondang. Entah sudah berapa banyak sahabat Bapak yang pernah saya temui. Sepertinya tak terhitung. Hanya saja, sahabat Bapak yang paling dekat dan berhubungan langsung dengan Keluarga tidak banyak. Sahabat Bapak terbaik yang namanya termasyur dan penuh karya.
Saya memanggilnya Pakdhe Emha, istrinya Tante Novia, dan Anaknya Mas Noe, vocalis Letto. Kalo pergi ke Jogja, kami sering menginap di kediaman Pakdhe Emha. Di daerah Kadipiro, arah mau ke Wates, Jogja. Pakdhe Emha memiliki andil yang besar terhadap keluarga kami. Bahkan nama Ken Ulinnuha adalah nama yang beliau berikan untukku dulu. Beliau mengatakan, Ulinnuha itu cerdas namun lembut dan bijaksana. Masya Allah ;). Dulu, waktu saya masih kecil, Bapak bekerja dengan beliau bersama Kiai Kanjengnya.
Sahabat Bapak kedua adalah Om Ebiet, penyanyi lagu yang cukup terkenal. Itu lho yang lagunya.. Perjalanan ini.. Terasa sangat menyedihkan.. Sayang Engkau tak duduk disampingku kawan.. Ada yang tau lagunya? :). Om Ebiet sering berkunjung ke Semarang, bersama istri dan anak-anaknya. Mas Abi, yang sekaligus manajer beliau dan Mas Adera, penyanyi solo pria sih katanya. Om Ebiet sejak dulu paling parlente diantara kami ber-4, kata Bapak. Kalo Om Ebiet ke rumah, tetangga pasti super heboh :).
Sahabat Bapak yang ketiga adalah Om Karta, sapaan kami. Fotografer paling keren yang pernah saya temui. Paling tau angle dan objek yang bagus. Kalo sedang memotret, Subhanallah sekali :). Bisa sampai dlosor-dlosor demi shoot yang indah dan keren ;). Beliau dulu wartawan senior Koran Tempo dan pernah menjadi Redaktur Koran Republika. Kalo Bapak bilang, Om Karta ini pencetus dan pelopor Koran Republika. Subhanallah :).
Mereka dikenal dengan sebutan 4-E. Saking terkenalnya di Jogja, dulu waktu masih kuliah di Jogja mereka sampai tinggal di satu kost dan satu kamar yang sama. Susah dan senang dilalui juga bersama. Kalo sudah akhir bulan, mereka ini sering dipanggil tampil untuk musikalisasi puisi di kampus-kampus. Sudah puluhan tahun 4-E bersahabat, mereka tetap mesra hingga usia senja.
Nantikan tulisan Bapak saya tentang 4-E yaa :). Semoga menginspirasi :).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fitrah Based Education [Part 3]: Framework

Fitrah Based Education [Part 1]: 8 Fitrah Manusia

Kita Tidak Bisa Memilih, Tapi Bisa Memutuskan

Hatiku Bukanlah Baja

Would The World Be Better Without Islam? Absolutely No!